Warga Kendari Sesalkan Kinerja Polisi, Laporan Kasus Penipuan Ditolak Bahkan Disuruh Cari Sendiri

3 months ago 58

Kendari – Warga bernama Krisna (31) menjadi korban penipuan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (7/2/2025). Ia pun lalu mengadu ke Polsek Poasia dan Polda Sultra, tetapi aduannya diduga malah ditolak.

Bahkan, kata Krisna, dirinya disuruh oleh oknum polisi untuk bergerilya sendiri mencari barang yang hilang gara-gara penipuan tersebut.

Krisna yang bekerja sebagai marketing handphone di Kota Kendari itu dilanda musibah dan ditipu oleh salah satu customer misterius pada Jumat (7/2).

“Saya ditipu. Ada yang beli handphone sama saya, sistem COD. Handphone dia (terduga pelaku) suruh saya simpan di resepsionis RSUD Kota Kendari. Tetapi uangnya dia suruh saya datang ambil di salah satu hotel di Kendari, saya komunikasi dengan itu orang lewat WhatsApp,” katanya.

Setelah menyimpan handphone di resepsionis RSUD Kota Kendari, Krisna mengendarai sepeda motornya menuju hotel tersebut. Di sana, ia tidak bertemu dengan pelaku. Bahkan, nomor pelaku tidak lagi merespons. Krisna pun memilih kembali ke resepsionis RSUD Kota Kendari dan ingin mengambil handphone yang disimpan.

Sesampainya di RSUD Kota Kendari, Krisna kaget, sebab handphone yang dititip di resepsionis telah diambil oleh salah seorang ojek online (ojol) atas perintah pelaku.

“Di situ mi saya sadar, ternyata saya ditipu. Itu pelaku dia kendalikan lewat WhatsApp, dia suruh ojol yang ambil,” bebernya.

Merasa tertipu oleh pelaku, Krisna melaporkan kasus tersebut ke Polsek Poasia. Ia menunggu di sana sekira pukul 11.30 Wita hingga 13.30 Wita. Hampir dua jam menunggu, Krisna ternyata mendapatkan pelayanan yang tidak memuaskan. Aduannya ditolak, dan ia diarahkan untuk melapor ke Polda Sultra.

“Dari sebelum Jumat saya disuruh menunggu. Ujung-ujungnya saya diarahkan ke Polda Sultra. Alasannya itu polisi di Polsek Poasia, tidak bisa dilacak di sana makanya saya ke Polda saja,” tutur Krisna.

Pria asal Konsel itu kemudian menuju Mapolda Sultra. Di sana, ia dicecar sejumlah pertanyaan oleh polisi di area penjagaan. Selanjutnya, ia diarahkan ke lantai 2 untuk membuat aduan. Sesampainya di lantai 2, Krisna kembali diinterogasi oleh beberapa polisi.

Namun, aduannya ternyata tidak dibuatkan dalam lembaran aduan. Bahkan, Krisna diarahkan oleh polisi di sana untuk berusaha sendiri mencari handphone-nya yang dibawa kabur.

“Ada juga kejadian begitu, didapat handphone di lokasi pengiriman. Makanya aduanku tidak dibuat, saya disuruh dulu cari sendiri di JNT dan JNE, dan sekeliling,” sesalnya.

Karena tidak mengerti aturan kepolisian, Krisna pun hanya bisa menurut. Ia berkeliling di Kota Kendari dan menyisir tempat-tempat pengiriman barang. Hasilnya nihil, pencarian Krisna tidak membuahkan hasil.

Selanjutnya, Krisna berusaha mencari cara agar laporannya bisa masuk di kepolisian. Untungnya, ia memiliki rekan yang mengenal anggota Buser 77 Satreskrim Polresta Kendari. Melalui rekannya itu, Krisna berkoordinasi langsung dengan anggota Buser 77.

“Ada Buser 77 yang temani saya tadi, saya dikasih kenal sama temanku. Itu Buser 77 juga yang arahkan saya untuk melapor di Polresta Kendari, makanya diterima mi aduanku,” paparnya.

Krisna berharap, ada petunjuk yang bisa ditemukan oleh Buser 77 terkait kasus penipuan yang menimpa dirinya. Meskipun demikian, ia mengaku kecewa dengan pelayanan di Polsek Poasia dan Polda Sultra.

“Seharusnya mereka buatkan dulu aduanku. Masa harus ada yang kita kenal baru mau diproses,” pungkasnya.

Post Views: 204

Read Entire Article
Rapat | | | |