Kendari – Atlet softball putra dan putri Sulawesi Tenggara (Sutra) berhasil meraih medali pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumatra Utara (Sumut). Tim putra meraih medali perunggu, sedangkan tim putri mencatat sejarah baru dengan mempersembahkan medali emas untuk Sultra.
Hanya saja, mereka minim perhatian dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sultra setelah gelaran PON. Para atlet pun menyayangkan sikap Pemprov Sultra dan KONI Sultra.
Atlet softball putri bernama Deliana Palaga (22) menceritakan suka duka saat mengikuti latihan hingga meraih mimpi bersama timnya. Ada yang jauh dari orang tua, meninggalkan sekolah, dan kuliah. Ada juga yang sakit-sakitan, merawat diri sendiri, sebab tak didampingi ayah dan ibu. Semuanya semata-mata, tak lain untuk mengharumkan nama daerah.
Pengorbanan rela mereka lakukan untuk menunjang karier di bidang softball. Bahkan kecintaan terhadap tanah kelahiran menjadi semangat untuk terus berjuang mengharumkan nama Sultra.
“Hasilnya sangat memuaskan. Kami tim putri mendapat juara satu dan untuk pertama kali mempersembahkan emas untuk Sultra. Untuk putra, mereka sukses membawa pulang medali perunggu,” kata Deliana, Minggu (8/12/2024).
Deliana bangga dengan torehan prestasi yang mereka raih. Namun Deliana menyayangkan sikap Pemprov Sultra dan KONI Sultra yang dinilai kurang peka terhadap para atlet. Saat latihan, mereka luput perhatian, tak pernah ditemui dan diberi motivasi, bahkan minim perlengkapan dan fasilitas penunjang latihan.
“Berkat kekompakan kami semua, baik putra dan putri, ditambah lagi dukungan dan doa dari orang tua, kami tetap tegar dan semangat, hingga sukses mengibarkan bendera kemenangan untuk Sultra,” ungkapnya.
Saat prestasi diraih, tangis haru tak bisa mereka bendung mengingat perjalanan dan suka duka yang mereka lalui. Sayangnya, ketika bendera kemenangan berkibar, ada rasa iri dan cemburu di wajah muda mudi terhadap atlet-atlet lain di luar Sultra.
“Mereka yang bukan juara saja dijemput langsung sama pemerintahnya, dikasi bonus, dijamu, dan disambut meriah, karena telah membawa nama daerahnya. Sementara kami yang nyata-nyata juara satu, seperti tidak ada apa-apa. Wajarlah kalau kami cemburu,” sesalnya.
Deliana dan timnya mengaku pernah melakukan pertemuan di DPRD Sultra yang dihadiri langsung Ketua DPRD Sultra, La Ode Tariala; Ketua KONI Sultra, Alvian Taufan Putra; para atlet, dan unsur terkait, pada November 2024.
Dalam pertemuan tersebut, ada bonus yang akan diusulkan ke Pj. Gubernur Sultra untuk para peraih prestasi. Namun hingga saat ini, belum ada kepastian dan janji-janji yang disampaikan belum terealisasi.
Olehnya itu, Deliana bersama rekan-rekan tim softball lainnya meminta kepastian Pemprov Sultra dan KONI Sultra agar tidak tutup mata dengan prestasi yang mereka torehkan.
“Kami tidak ingin semangat berkarier untuk Sultra memudar, karena janji-janji semata. Hargai perjuangan kami, sebab kami adalah milenial yang masih ingin berjuang untuk mengharumkan nama baik tanah kelahiran kami,” tambahnya.
Deliana yang mewakili seluruh tim softball putra dan putri tetap menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tidak terhingga kepada Perserikatan Baseball Softball Seluruh Indonesia (Perbasasi) Sultra yang telah memberikan dukungan hingga prestasi berhasil diraih.
Sementara itu, Ketua KONI Sultra, Alvian Taufan Putra, mengatakan mereka telah melakukan pertemuan dengan DPRD. Ia berharap usulan bonus yang diajukan dapat dikawal dengan baik DPRD Sultra.
“Kami berharap Ketua DPRD Sultra dapat mengawal aspirasi atlet peraih medali di PON. Semoga bonus yang meraka dapat sesuai dengan jerih payah yang mereka lakukan,” katanya.
Secara terpisah, Ketua DPRD Sultra, La Ode Tariala, mengaku akan memperjuangkan aspirasi mereka. Namun semua melalui tahapan dan mekanisme yang telah diatur.
“Mudah-mudahan pemerintah provinsi bisa memberikan perhitungan yang sangat pantas dan rasional untuk bisa diberikan kepada atlet dan pelatih,” tutupnya.
Post Views: 109