Kendari – Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari terus memperkuat konsolidasi lintas sektor untuk mempercepat penurunan angka stunting di wilayahnya. Melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB), Pemkot Kendari menggelar kegiatan Advokasi Program Bangga Kencana oleh Pokja Advokasi kepada para pemangku kepentingan dan mitra kerja, sekaligus Rapat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat Kota Kendari, Kamis (16/10/2025).
Kegiatan tersebut menjadi langkah strategis untuk memperkuat sinergi antarinstansi serta memastikan pelaksanaan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting tahun 2025 berjalan efektif di semua tingkatan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kendari, Amir Hasan, dalam sambutannya menyampaikan stunting bukan sekadar persoalan tinggi badan anak yang tidak sesuai usia, melainkan cerminan dari kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh.

“Stunting adalah indikator multidimensi. Ia mencerminkan kondisi gizi, pola asuh, sanitasi, hingga ketahanan pangan keluarga. Karena itu, penanganannya tidak bisa parsial, tetapi harus kolaboratif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Amir menjelaskan, dampak stunting sangat luas dan berpengaruh terhadap masa depan generasi muda. Anak yang mengalami stunting berisiko memiliki kemampuan kognitif rendah, produktivitas menurun, serta rentan terhadap penyakit tidak menular di usia dewasa.
Sejak 2021, Pemkot Kendari telah menjalankan berbagai program terintegrasi sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Implementasi kebijakan ini melibatkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Kendari, lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta dukungan masyarakat dan mitra pembangunan.
Hasilnya mulai terlihat nyata. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dan sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), prevalensi stunting di Kota Kendari menunjukkan tren penurunan signifikan. Jika pada 2022 berada di kisaran 19,5 persen, pada 2024 telah turun menjadi 15,8 persen.

“Penurunan ini adalah hasil kerja keras bersama lintas sektor. Tetapi target nasional 14 persen pada 2025 masih memerlukan inovasi, kerja ekstra, dan komitmen berkelanjutan dari kita semua,” kata Amir.
Dalam arahannya, Amir menekankan empat fokus utama untuk mempercepat capaian tersebut. Pertama, memperkuat kolaborasi lintas sektor. Ia meminta setiap OPD teknis seperti Dinas Kesehatan (Dinkes), DP2KB, Dinas Sosial (Dinsos), Dinas Pendidikan (Dikbud), Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang), Dinas PUPR, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) berperan aktif sebagai satu kesatuan tim.
“Strategi percepatan penurunan stunting bukan tanggung jawab satu dinas saja. Semua OPD, camat, dan lurah harus bergerak bersama. Inilah makna kerja tim yang sebenarnya,” tegasnya.

Kedua, memastikan integritas dan sinkronisasi data. Data keluarga berisiko stunting harus mutakhir, akurat, dan terpusat agar pengambilan kebijakan bisa cepat dan tepat sasaran.
Ketiga, mendorong inovasi daerah. Pemkot Kendari melalui berbagai OPD telah meluncurkan sejumlah inisiatif seperti Gerakan Orang Tua Asuh Anak Stunting serta beberapa program strategis lainnya.
“Inovasi ini jangan berhenti pada nama program. Yang penting adalah tindak lanjut nyata di lapangan agar benar-benar membantu keluarga berisiko stunting,” jelasnya.
Keempat, memperkuat komitmen kemitraan. Pemkot Kendari mengajak dunia usaha, lembaga sosial, dan organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) untuk berpartisipasi melalui program CSR yang mendukung peningkatan gizi, sanitasi, dan edukasi keluarga.
Amir menambahkan, penurunan stunting bukan pekerjaan jangka pendek, melainkan proses berkelanjutan yang membutuhkan koordinasi solid, kolaborasi kuat, dan perubahan perilaku masyarakat.
“Percepatan penurunan stunting harus menjadi prioritas utama dalam perencanaan dan penganggaran tahun 2025 – 2026. Ini adalah tanggung jawab bersama seluruh unsur pemerintah dan masyarakat,” tambahnya.
Di akhir sambutannya, ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh anggota TPPS, tenaga kesehatan, kader Posyandu, camat, dan lurah yang telah bekerja keras di lapangan.
“Kerja keras Bapak-Ibu sekalian adalah bukti nyata semangat gotong royong untuk generasi emas Kota Kendari. Dengan kebersamaan, saya yakin Kota Kendari mampu mencapai target stunting di bawah 14 persen pada akhir 2025,” pungkasnya.
Melalui penguatan konsolidasi lintas sektor, sinergi program, dan partisipasi aktif masyarakat, Pemkot Kendari optimistis dapat menjadi daerah percontohan dalam percepatan penurunan stunting di Sulawesi Tenggara (Sultra), menuju terwujudnya Kota Kendari yang sehat, tangguh, dan bebas stunting.
Post Views: 96