Menakar Keuntungan Nilam: Petani Berdaya di Konsel dan Peluang Ekonomi dari KUR BRI

4 days ago 17

Konawe Selatan – Buhari, warga Kecamatan Mowila, Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), telah menjalankan usaha penyulingan minyak nilam sejak 2019. Dengan lahan seluas 1 hektare, ia baru memanfaatkan sekitar setengahnya untuk menanam nilam. Meski belum sepenuhnya digunakan, ladang milik Buhari telah menjadi sumber penghidupan bagi keluarganya sekaligus membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.

Nilam yang dipanen dari ladangnya diolah dalam ketel penyulingan yang beroperasi sepanjang hari saat musim panen, dan mampu menghasilkan hingga 200 kg minyak nilam per minggu.

“Kalau lagi sepi produksi bisa turun, seperti Januari hingga Februari 2025, yang hanya mencapai sekitar 100 kg per minggu,” tutur Buhari kepada Kendariinfo, Jumat (28/3/2025).

Tumbuhan nilam milik Buhari yang ada di Kecamatan Mowila, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sulta).Tumbuhan nilam milik Buhari yang ada di Kecamatan Mowila, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sulta). Foto: Hasmin Ladiga/Kendariinfo. (28/3/2025).

Dia melanjutkan, harga minyak nilam cukup fluktuatif, tetapi ketika harganya tinggi, hasilnya sangat menguntungkan. Mengenang momen terbaikanya, Buhari pernah menjual minyak nilam dengan harga Rp2,3 juta per kilogram.

Usaha penyulingan minyak nilam ini tidak lepas dari dukungan perbankan, khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI. Sejak menjadi nasabah pada 2017, Buhari mendapatkan modal awal Rp25 juta, yang kini limitnya meningkat hingga Rp100 juta. Pinjaman ini membantunya mengembangkan produksi dan meningkatkan daya saing usahanya.

“Dengan adanya KUR BRI, bisnis ini bisa berkembang lebih baik dan berjalan lancar,” tambahnya.

Dana KUR tersebut dipergunakan Buhari untuk berbagai keperluan, mulai dari perawatan ketel, pembelian bahan baku, hingga upah pekerja.

Kata Buhari, bisnis minyak nilam memiliki tantangan tersendiri. Selain harga pasar yang fluktuatif, ketersediaan bahan baku juga menjadi faktor penentu produksi. Oleh karena itu, Buhari berencana memperluas lahan tanamnya agar dapat memenuhi kebutuhan ketel penyulingannya secara mandiri.

“Kalau semua lahan bisa dimanfaatkan, mungkin produksi bisa lebih stabil. Saat ini masih harus mencari tambahan bahan dari petani lain,” ungkap Buhari.

Ke depan, Buhari berharap bisa memperluas usahanya, tidak hanya dengan menambah lahan tanam, tetapi juga meningkatkan kapasitas produksi ketel penyulingan. Dengan demikian, ia bisa lebih banyak menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

“Kami ingin usaha ini terus berkembang. Kalau bisa, produksi lebih banyak, tenaga kerja juga lebih banyak terserap,” harapnya.

Mantri BRI Samratulangi Kendari Unit Mowila, Roy menjelaskan, program KUR bertujuan membantu UMKM seperti yang dijalankan Buhari agar dapat berkembang. Menurutnya, skema pembiayaan itu mendorong pelaku usaha untuk lebih berdaya dan mandiri.

“Harapannya, dengan adanya KUR, warga dapat mengembangkan usaha mereka lebih jauh, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga berdampak bagi lingkungan sekitar,” ujar Roy.

Selain pemilik usaha, program KUR juga memberi manfaat bagi masyarakat sekitar. Banyak warga yang akhirnya bekerja di usaha penyulingan, mulai dari pekerja kebun hingga tenaga operasional ketel. Hal itu menciptakan efek domino bagi ekonomi lokal.

“Ketika usaha berkembang, tenaga kerja pun terserap. Ini yang kita harapkan dari UMKM yang didukung KUR,” tambahnya.

Minyak nilam merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia. Minyak atsiri yang dihasilkan banyak digunakan dalam industri parfum dan kosmetik, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Ini menjadi alasan utama Buhari tetap bertahan dalam bisnis ini meski menghadapi berbagai tantangan.

Dengan dukungan permodalan yang cukup serta strategi pengelolaan usaha yang baik, bisnis minyak nilam di Kecamatan Mowila terus berkembang. Pemerintah dan perbankan diharapkan terus mendukung sektor ini agar lebih banyak pelaku usaha seperti Buhari yang mampu bertahan dan berdaya saing di pasar global.

Post Views: 3

Read Entire Article
Rapat | | | |