Muna Barat – Pemerintah Kabupaten Muna Barat (Mubar) merespons video viral yang memperlihatkan keluarga pasien mengamuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mubar. Video yang tersebar luas di media sosial (medsos) sejak Sabtu (21/6/2025) itu menuai beragam komentar dari warganet.
Dalam video tersebut, terlihat sejumlah keluarga pasien mengeluhkan lambatnya pelayanan ambulans. Mereka bahkan melakukan perusakan terhadap fasilitas rumah sakit dan mengejar salah satu tenaga medis wanita sambil mengeluarkan kata-kata kasar.
Bupati Mubar, La Ode Darwin angkat bicara terkait kejadian itu. Ia menyampaikan, telah memerintahkan Inspektorat Daerah untuk melakukan investigasi guna memastikan apakah terjadi pelanggaran prosedur dalam pelayanan di RSUD Mubar.
“Saya sudah memerintahkan Inspektorat untuk melakukan investigasi di rumah sakit, apakah ada SOP (Standar Operasional Prosedur) yang dilanggar. Jika ada SOP yang dilanggar maka akan dilakukan teguran keras dan evaluasi,” ucap Darwin, Minggu (22/6).
Ia menegaskan, pemerintah akan segera melakukan perbaikan pelayanan rumah sakit. Salah satunya dengan menambah armada ambulans, baik untuk rumah sakit maupun puskesmas di wilayah Mubar.
“Kita juga mengimbau masyarakat untuk tenang dan menahan diri, serta tidak melakukan hal-hal yang menimbulkan kegaduhan dan tindakan anarkis di rumah sakit. Apalagi sampai melakukan kekerasan terhadap petugas medis yang telah bekerja maksimal dalam melakukan pelayanan,” imbaunya.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian Muna Barat, Al Rahman, membantah tudingan yang dilontarkan dalam video viral tersebut. Menurutnya, pihak rumah sakit telah bekerja sesuai dengan standar SOP yang berlaku.
“Pihak rumah sakit telah bekerja dengan baik melayani pasien. Rujukan pasien tidak bisa dilakukan sembarangan, melainkan harus mengikuti mekanisme yang ada,” ujar Al Rahman.
Al Rahman menjelaskan, sebelum merujuk pasien ke Kota Kendari, pihak RSUD Mubar terlebih dahulu harus berkoordinasi dengan rumah sakit tujuan untuk memastikan ketersediaan layanan.
“Setelah ada persetujuan dari rumah sakit yang dituju maka dibuatkan keterangan rujukan. Bukan langsung dirujuk begitu saja pasien. Jadi, pihak keluarga pasien yang tidak sabar dan tidak tahu mekanisme kerja rumah sakit,” jelasnya.
Terkait klaim tidak tersedianya ambulans dan bahan bakar, Al Rahman menepis itu. Ia memastikan, pasien telah diperiksa oleh petugas medis dan tidak dalam kondisi kritis.
“Pasien pun pada akhirnya diantar menggunakan ambulans RSUD ke Pelabuhan Tondasi untuk menuju ke Kota Kendari,” tutupnya.
Penjelasan Direktur Terkait Video Viral Keluarga Pasien Mengamuk hingga Kejar Petugas di RSUD Mubar
Post Views: 125