Kendari – Stunting masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah, termasuk di Kota Kendari. Data dari berbagai survei kesehatan menunjukkan masalah kekerdilan pada anak akibat kurang gizi di masa emas pertumbuhan bisa berdampak jangka panjang terhadap kualitas generasi muda. Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari terus menggencarkan program intervensi, salah satunya melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal yang dikelola langsung oleh kader posyandu.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kota Kendari, Hasmirah, menjelaskan PMT lokal merupakan program dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menyasar balita gizi kurang dan ibu hamil dengan kondisi kurus. Berbeda dengan bantuan pangan instan, menu makanan tambahan ini dibuat dari bahan pangan lokal yang segar, sehat, dan sesuai kebutuhan gizi anak.
“Pendanaannya dari Kemenkes-, kemudian melalui puskesmas kader posyandu diberdayakan untuk memasak. Mereka yang mengelola pangannya tentu dengan pengawasan puskesmas. Jadi hitungan nilai gizinya ditentukan oleh tenaga gizi puskesmas, sementara kader dan posyandu bertugas mengeksekusi memasaknya,” ujar Hasmirah, Senin (29/9/2025).
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kota Kendari, Hasmirah. Foto: Hasmin Ladiga/Kendariinfo. (29/9/2025).Setiap menu PMT sudah dirancang oleh program gizi puskesmas agar sesuai dengan kebutuhan anak maupun ibu hamil. Prosesnya sederhana namun efektif. Kader membeli bahan makanan segar setiap hari, memasaknya, lalu mengantarkan langsung ke rumah balita gizi kurang. Dengan begitu, keluarga tidak hanya menerima makanan jadi, tetapi juga belajar pola konsumsi sehat dari menu yang disajikan.
Di Kota Kendari, terdapat 226 posyandu yang tersebar di 11 kecamatan dan menjadi ujung tombak program gizi tersebut. Data balita yang membutuhkan intervensi dikumpulkan lewat kegiatan posyandu rutin maupun kunjungan rumah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan balita diverifikasi puskesmas agar tidak terjadi kesalahan pencatatan. Selanjutnya, data tersebut diinput dalam aplikasi e-PPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat).
“PMT lokal itu kita ambil datanya dari posyandu. Tetapi karena posyandu hanya sebulan sekali, sementara makanan tambahan harus diberikan setiap hari, maka program ini disalurkan langsung ke rumah. Untuk anak dengan gizi kurang diberikan selama 56 hari, sementara untuk ibu hamil kurus diberikan 120 hari,” jelasnya.
Menurut Hasmirah, tujuan utama PMT lokal bukan sekadar menambah asupan harian, tetapi memastikan tumbuh kembang anak berjalan optimal. Indikator keberhasilannya diukur dari tinggi badan sesuai umur. Jika anak sudah mencapai standar itu, maka risiko stunting bisa ditekan.
Seorang ibu di Kota Kendari memberikan segelas bubur kacang hijau kepada anaknya saat berada di posyandu. Foto: Hasmin Ladiga/Kendariinfo. (20/9/2025).“Kalau tinggi badan anak sudah sesuai dengan usianya, kita anggap dia sudah tidak berisiko lagi untuk mengalami dampak jangka panjang stunting. Itulah yang kita kejar,” tambahnya.
Selain memberikan makanan bergizi, PMT lokal juga memiliki nilai tambah lain, yakni pemberdayaan kader posyandu. Para kader bukan hanya menjadi relawan kesehatan, tetapi juga aktor penting yang terlibat langsung dalam dapur program pemerintah. Dari dapur kecil di rumah kader hingga ruang posyandu, lahir menu bergizi seperti bubur kacang hijau, sup sayur, ikan, dan olahan pangan lokal lain yang mudah ditemui di pasar-pasar Kota Kendari.
Kehadiran PMT lokal membuktikan bahwa upaya pencegahan stunting tidak harus bergantung pada produk instan atau bantuan paket siap saji. Justru dengan menggali potensi pangan lokal, program menjadi lebih berkelanjutan sekaligus mendekatkan masyarakat pada pola makan sehat.
Kader Posyandu Kemuning, Lorong Lasiiwoy di Kelurahan Kadia, Kecamatan Kadia, Kota Kendari saat mengukur tinggi badan bayi. Foto: Hasmin Ladiga/Kendariinfo. (20/9/2025).“Harapannya, program ini bukan hanya menyelamatkan anak dari gizi buruk, tetapi juga membentuk kebiasaan keluarga dalam memilih dan mengolah makanan yang sehat setiap hari,” pungkasnya.
Dengan sinergi pemerintah, puskesmas, posyandu, dan masyarakat, Kota Kendari menaruh harapan besar agar generasi muda tumbuh sehat, cerdas, dan bebas stunting. Program PMT lokal menjadi bukti nyata bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil di dapur kader posyandu.
Post Views: 20

4 weeks ago
41

















































