Kendari – Dua pemuda asal Sulawesi Tenggara (Sultra) akan mewakili daerahnya pada ajang Putra Putri Kebudayaan Remaja Nusantara 2025 yang digelar di Jakarta pada 7 – 11 November mendatang. Keduanya adalah Kamaruddin dari Kabupaten Bombana dan Syeirah Putri Maharani asal Kabupaten Muna.
Kamaruddin merupakan mahasiswa Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka, kelahiran Kelurahan Malamala, Kecamatan Kodeoha, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), 23 Mei 2007. Sedangkan Syeirah Putri Maharani lahir di Kecamatan Raha, Muna pada 6 April 2010, dan saat ini duduk di bangku SMAN 1 Raha.
Kedua peserta ini terpilih setelah melalui proses seleksi yang berawal dari ajang Duta Pariwisata Remaja Sultra 2025. Dari kompetisi tersebut, mereka mendapat tawaran mengikuti audisi pusat secara virtual bersama pendiri Putra Putri Kebudayaan Remaja Nusantara. Hasilnya, keduanya ditetapkan sebagai wakil Sultra di tingkat nasional.
“Dalam audisi, kami mendapat pertanyaan seputar wawasan budaya Sulawesi Tenggara dan advokasi yang akan dibawa ke tingkat nasional,” kata Kamaruddin.
Bagi Syeirah, keikutsertaan dalam ajang ini merupakan bentuk kontribusi nyata untuk memperkenalkan kekayaan budaya Sulawesi Tenggara ke luar daerah.
“Motivasi saya adalah menjadi contoh bagi generasi muda bahwa kita bisa berkontribusi mengenalkan budaya daerah hingga ke tingkat nasional,” ujarnya.
Selama masa persiapan, keduanya rutin menjalani latihan public speaking, catwalk, dan pendalaman budaya lokal. Mereka juga didampingi pelatih dan Regional Director, Febriansyah, serta mendapat dukungan penuh dari keluarga dan pemerintah daerah.
Dalam ajang nasional nanti, Syeirah akan menampilkan tarian dan busana adat Muna, kostum tradisional terinspirasi cerita rakyat Buton, serta tenun khas Muna dan batik nusantara.
“Setiap atribut memiliki makna khusus, nanti akan saya bagikan setelah tampil di nasional,” katanya.
Sementara itu, Kamaruddin menambahkan, nilai budaya yang akan mereka angkat di ajang tersebut adalah semangat gotong royong dan warisan budaya daerah yang tercermin dalam museum, cagar budaya, hingga pakaian adat.
Keduanya sepakat bahwa pelestarian budaya harus dimulai dari generasi muda.
“Langkah utamanya adalah mengenal bahasa daerah, tarian, musik tradisional, makanan khas, dan nilai-nilai lokal. Kalau anak muda bangga pada budayanya, maka mereka akan terdorong untuk melestarikannya,” ujar Kamaruddin.
Selain berkompetisi, mereka juga membawa misi kampanye “Generasi Cinta Budaya Sultra”, gerakan untuk mengenalkan dan mempromosikan budaya lokal melalui media digital.
Nah sekarang Makin Tahu Indonesia kan!!
Post Views: 95

1 week ago
29
















































