Kampung Keluarga Berkualitas, Cara Baru Pemkot Kendari Wujudkan Generasi Sehat Tanpa Stunting

1 day ago 6

Kendari – Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari kini menerapkan pendekatan yang lebih menyeluruh dalam mewujudkan keluarga sehat dan menekan angka stunting. Melalui penguatan program Kampung Keluarga Berkualitas, seluruh kelurahan diarahkan menjadi pusat kolaborasi lintas sektor. Program ini tidak hanya menyentuh isu kesehatan dan keluarga berencana, tetapi juga menata kembali fondasi sosial masyarakat dari tingkat keluarga.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Kendari, Jahudding, mengatakan seluruh kelurahan di Kota Kendari telah memiliki Kampung Keluarga Berkualitas yang berjalan aktif. Setiap kampung memiliki basis data kependudukan yang digunakan sebagai acuan dalam merancang berbagai kegiatan pembangunan berorientasi keluarga.

Menurut Jahudding, Kampung Keluarga Berkualitas merupakan hasil pengembangan dari program yang dahulu bernama Kampung Keluarga Berencana (Kampung KB). Perubahan nama ini bukan sekadar penyegaran istilah, tetapi juga penegasan bahwa program tersebut kini melibatkan berbagai unsur pemerintah dan masyarakat.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Kendari, Jahudding.Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Kendari, Jahudding. Foto: Hasmin Ladiga/Kendariinfo. (16/10/2025).

“Kalau dulu namanya kampung keluarga berencana, sekarang kampung keluarga berkualitas tetap akronimnya Kampung KB tetapi programnya milik semua sektor. Di dalamnya tidak hanya bicara soal alat kontrasepsi, tetapi juga pendidikan, kesehatan, sosial, bahkan urusan administrasi kependudukan,” ujarnya usai kegiatan Advokasi Program Bangga Kencana oleh Pokja Advokasi kepada stakeholder dan mitra kerja, serta Rapat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat Kota Kendari, Kamis (16/10/2025).

Katanya, program tersebut menjadikan kampung sebagai ruang bersama tempat masyarakat dan pemerintah berdiskusi serta mencari solusi atas berbagai persoalan yang muncul di tingkat akar rumput. Misalnya, anak yang putus sekolah bisa dibantu agar kembali melanjutkan pendidikan melalui program paket C. Pasangan yang belum memiliki dokumen pernikahan juga mendapatkan pendampingan untuk mengurus legalitasnya. Semua itu dilakukan secara terpadu melalui forum Kampung Keluarga Berkualitas.

Salah satu fokus utama yang terus diperkuat dalam Kampung Keluarga Berkualitas adalah pencegahan stunting. Setiap kelurahan memiliki data detail mengenai anak-anak yang berisiko stunting, ibu hamil yang membutuhkan pemantauan gizi, hingga keluarga yang tergolong rawan pangan. Data tersebut menjadi dasar bagi pemerintah untuk menentukan intervensi yang tepat.

“Penanganan stunting berbasis data. Begitu diketahui ada keluarga yang berisiko, kita langsung bahas bersama di Kampung Keluarga Berkualitas untuk menentukan langkah intervensi yang paling sesuai,” kata Jahudding.

Suasana kegiatan Advokasi Program Bangga Kencana oleh Pokja Advokasi kepada stakeholder dan mitra kerja, sekaligus Rapat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat Kota Kendari.Suasana kegiatan Advokasi Program Bangga Kencana oleh Pokja Advokasi kepada stakeholder dan mitra kerja, sekaligus Rapat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat Kota Kendari. Foto: Hasmin Ladiga/Kendariinfo. (16/10/2025).

Melalui koordinasi lintas sektor, berbagai program sensitif dan spesifik dijalankan di tingkat kampung. Dinas Kesehatan (Dinkes) memberikan layanan pemeriksaan rutin, edukasi gizi, dan pemantauan tumbuh kembang anak. Sementara DP2KB memperkuat edukasi keluarga agar mampu menerapkan pola asuh dan pola makan sehat.

Salah satu kegiatan yang kini banyak dikembangkan di Kampung Keluarga Berkualitas adalah Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat). Melalui kegiatan ini, masyarakat diajak memanfaatkan bahan pangan lokal untuk membuat menu bergizi dengan biaya terjangkau. Kegiatan ini juga menjadi sarana belajar bersama antaribu rumah tangga untuk mengelola gizi keluarga dengan cara yang sederhana namun efektif.

Selain Dashat, ada pula gerakan Genting atau Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting. Program ini berfokus pada peningkatan kesadaran masyarakat agar keluarga berisiko stunting mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar. Genting mendorong para orang tua di kampung menjadi agen perubahan yang aktif memberikan edukasi kepada warga lain.

Suasana kegiatan Advokasi Program Bangga Kencana oleh Pokja Advokasi kepada stakeholder dan mitra kerja, sekaligus Rapat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat Kota Kendari.Suasana kegiatan Advokasi Program Bangga Kencana oleh Pokja Advokasi kepada stakeholder dan mitra kerja, sekaligus Rapat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat Kota Kendari. Foto: Hasmin Ladiga/Kendariinfo. (16/10/2025).

“Genting bukan hanya soal memberi bantuan gizi, tetapi juga memberikan edukasi. Kami ingin keluarga memahami pentingnya pola hidup sehat dan pemeriksaan rutin selama kehamilan agar anak-anak lahir dengan kondisi baik,” jelasnya.

Pendekatan berbasis kampung ini membuat penanganan stunting menjadi lebih terukur dan berkelanjutan. Pemerintah dapat mengetahui dengan jelas kondisi setiap keluarga, serta menggerakkan intervensi yang sesuai kebutuhan masing-masing wilayah.

Menurut Jahudding, keberhasilan program ini bergantung pada keterlibatan semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, hingga keluarga itu sendiri.

“Kampung Keluarga Berkualitas adalah ruang kolaborasi. Dari situ, kita bisa membangun generasi yang sehat dan kuat,” ujarnya.

Kota Kendari kini mulai melihat hasil dari kerja kolaboratif ini. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi anak meningkat. Pemeriksaan rutin ibu hamil dan balita juga semakin banyak dilakukan. Selain itu, budaya saling peduli dalam komunitas tumbuh kembali melalui kegiatan gotong royong yang dihidupkan di Kampung Keluarga Berkualitas.

Dengan mengintegrasikan pendekatan kesehatan, pendidikan, dan sosial ke dalam satu wadah, Kota Kendari menjadikan Kampung Keluarga Berkualitas sebagai motor utama pembangunan manusia. Upaya ini diharapkan melahirkan generasi yang tidak hanya bebas dari stunting, tetapi juga tumbuh dalam lingkungan keluarga yang sehat, terdidik, dan berdaya.

Post Views: 81

Read Entire Article
Rapat | | | |