DP2KB Kendari Optimalkan Pendataan Keluarga untuk Tekan Angka Stunting

1 month ago 35

Kendari – Upaya menekan angka stunting di Kota Kendari terus diperkuat, salah satunya melalui kegiatan Pendataan Keluarga Tahun 2025 yang dilaksanakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Kendari.

Pendataan itu dimulai pada Kamis (17/7/2025), di Kampung KB Berkualitas, Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia.

Pendataan tersebut bukan sekadar rutinitas, melainkan menjadi bagian penting dalam membangun basis data yang akurat untuk berbagai program pembangunan, termasuk intervensi terhadap keluarga yang berisiko melahirkan anak stunting.

Suasana rapat lintas sektoral pendataan keluarga untuk sasaran program penekanan stunting di Kecamatan Poasia oleh DP2KB Kendari.Suasana rapat lintas sektoral pendataan keluarga untuk sasaran program penekanan stunting di Kecamatan Poasia oleh DP2KB Kendari. Foto: Istimewa.

Kepala DP2KB Kota Kendari, Jahudding, menjelaskan data yang dikumpulkan akan diintegrasikan ke dalam sistem database nasional. Lewat proses itu, pemerintah daerah dapat mengenali lebih dalam kondisi keluarga, termasuk mereka yang masuk dalam kategori Keluarga Risiko Stunting (KRS).

“Melalui pendataan ini, kita bisa melihat siapa saja yang berisiko stunting, bagaimana kondisi wilayahnya, hingga potensi lokal yang bisa dioptimalkan untuk mendukung penanganan,” ujar Jahudding.

Jelasnya, data yang dikumpulkan oleh para penyuluh keluarga berencana yang tersebar di 65 kelurahan dan 11 kecamatan itu akan menjadi landasan penyaluran program pemberian makanan bergizi gratis dari pemerintah. Program tersebut menyasar kelompok prioritas yang disebut 3B, yakni ibu hamil, ibu menyusui, dan balita di bawah dua tahun (baduta).

Ketiga kelompok itu dinilai paling rentan terhadap dampak kekurangan gizi yang bisa menyebabkan stunting pada anak.

Suasana rapat lintas sektoral pendataan keluarga untuk sasaran program penekanan stunting di Kecamatan Poasia oleh DP2KB Kendari.Suasana rapat lintas sektoral pendataan keluarga untuk sasaran program penekanan stunting di Kecamatan Poasia oleh DP2KB Kendari. Foto: Istimewa.

“Selama ini sudah ada bantuan gizi, baik dari sektor pendidikan maupun non pendidikan, yang menyasar langsung pada 3B,” jelas Jahudding.

Selain pemberian makanan, edukasi kepada keluarga risiko juga menjadi bagian tak terpisahkan dari intervensi stunting. Jahudding menegaskan, pendekatan holistik diperlukan agar upaya pencegahan tidak hanya bersifat jangka pendek.

Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, prevalensi stunting di Kendari masih tergolong tinggi, yaitu 21 persen. Namun, berdasarkan data dari Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) yang dihimpun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, angka tersebut jauh lebih rendah, yakni 2,1 persen. Perbedaan angka tersebut menunjukkan pentingnya validasi data berbasis lapangan agar intervensi dapat lebih terarah dan tepat sasaran.

Rumah data kependudukan, kampung keluarga berkualitas di Kendari.Rumah data kependudukan, kampung keluarga berkualitas di Kendari. Foto: Istimewa.

Hingga pertengahan Juli 2025, program pemberian makanan bergizi gratis telah menjangkau 318 penerima di Kecamatan Kadia dan 40 penerima di Kecamatan Mandonga. Mereka semua merupakan bagian dari kelompok 3B yang masuk kategori rawan gizi.

Dengan adanya pendataan keluarga secara serentak, DP2KB Kendari berharap dapat menghasilkan data akurat yang mencerminkan kondisi riil di masyarakat. Hal itu menjadi dasar penting untuk memperkuat kebijakan dan program penurunan angka stunting di masa mendatang.

Post Views: 100

Read Entire Article
Rapat | | | |