Teater Passompe’: Menelusuri Jejak Diaspora dan Identitas Leluhur Bugis-Makassar di Atas Panggung Kendari

1 week ago 23

Kendari – Pentas “Passompe’: Perjalanan Melintas Batas Kesedihan” yang mengangkat kembali kisah diaspora Bugis-Makassar dari masa silam hingga masa kini berhasil memukau panggung Kendari.

Pementasan teater garapan sutradara Shinta Febriany tersebut diselenggarakan di Pusat Kesenian Taman Budaya Sulawesi Tenggara (Sultra) di Kendari pada Sabtu (17/5/2025) malam.

Dibuka dengan adegan para penumpang yang lalu-lalang membawa koper dan barang bawaan, pentas ini tak hanya menyuguhkan visual perjalanan fisik. Ia juga menggambarkan perjalanan batin, identitas, dan makna rumah bagi mereka yang terus bergerak: Para perantau, para passompe’.

 Perjalanan Melintas Batas Kesedihan” di Pusat Kesenian Taman Budaya Sulawesi Tenggara (Sultra) Kendari.Pentas “Passompe’: Perjalanan Melintas Batas Kesedihan” di Pusat Kesenian Taman Budaya Sulawesi Tenggara (Sultra) Kendari. Foto: Istimewa. (17/5/2025).

Melalui enam pemeran yang terdiri atas empat perempuan dan dua laki-laki, pertunjukan itu mengajak para penonton menyusuri lintasan waktu dari abad ke-16 hingga pasca-abad ke-21. Dari kampung halaman di Sulawesi Selatan (Sulsel), cerita berpindah ke berbagai pelosok Nusantara, bahkan sampai ke kawasan Asia Tenggara.

Mereka bukan sekadar mengembara, mereka membangun akar, beranak-pinak, dan menyebar sebagai bagian dari denyut migrasi yang tak pernah selesai.

Di balik kisah perantauan itu, tersisip pula tafsir baru atas tema identitas dan gender. Shinta, sang penulis sekaligus sutradara, menekankan bahwa upaya kesetaraan bukanlah hal baru bagi masyarakat Bugis-Makassar.

“Sudah sejak lama perempuan di Sulsel terlibat dalam ruang-ruang penting, termasuk dalam pengambilan keputusan. Jadi ketika sekarang kita bicara tentang kesetaraan, kita sesungguhnya sedang menggali ulang jejak lama,” kata Shinta Febriany sebagai sutradara teater itu.

 Perjalanan Melintas Batas Kesedihan” di Pusat Kesenian Taman Budaya Sulawesi Tenggara (Sultra) Kendari.Pentas “Passompe’: Perjalanan Melintas Batas Kesedihan” di Pusat Kesenian Taman Budaya Sulawesi Tenggara (Sultra) Kendari. Foto: Istimewa. (17/5/2025).

Pertunjukan ini juga menyentil pertanyaan mendalam: Siapa aku? Dari mana aku berasal? Ke mana aku pergi? Melalui dialog dan adegan yang intens, para pelakon mempertanyakan ulang identitas diri di tengah perubahan zaman dan batas-batas kebangsaan yang makin cair.

Bagi Shinta, identitas bukan sesuatu yang beku dan pasti. Ia bersifat lentur, terus bergerak, dan melewati batas-batas geografis maupun sosial.

“Harapannya, penonton bisa merefleksikan perjalanan ini secara pribadi. Bahwa kita semua, dalam satu atau lain cara, adalah perantau dalam kehidupan,” tuturnya.

Post Views: 60

Read Entire Article
Rapat | | | |