Kendari – Mahasiswa di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) diajak menjadi garda terdepan dalam menjaga ideologi Pancasila. Ajakan tersebut diserukan dalam dalam sosialisasi empat pilar kebangsaan yang dihelat Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP), Minggu (28/9/2025).
Kegiatan bertema “Penguatan Relawan Gerakan Kebajikan Pancasila” itu menghadirkan tiga pemateri utama, yakni anggota Komisi III DPR RI Ali Mazi, perwakilan BPIP RI Juli Budi Suharko, dan Ketua DPRD Sultra Laode Tariala. Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Sultra hadir sebagai peserta.
Dalam pemaparan materinya, Ali Mazi menekankan pentingnya menumbuhkan kembali minat generasi muda terhadap Pancasila. Ia mengaku khawatir nilai dasar negara itu kian terpinggirkan.

“Sudah hampir dua dekade, pelajaran tentang Pancasila seolah tidak lagi diminati. Padahal, inilah dasar negara kita dan sumber dari segala sumber hukum,” ujarnya.
Ia menegaskan, keberagaman suku, adat, dan bahasa di Indonesia hanya bisa dipersatukan melalui Pancasila. Menurutnya, bahasa Indonesia menjadi simbol persatuan di tengah kemajemukan bangsa.
Sementara itu, Juli Budi Suharko menyoroti fenomena penggunaan bahasa gaul di kalangan Gen Z. Menurutnya, perubahan struktur bahasa di media sosial (medsos) dapat menggerus jati diri bahasa Indonesia yang bersumber dari bahasa daerah.
“Adik-adik harus menyadari bahwa sumber bahasa Indonesia adalah bahasa adat atau lokal. Karena itu, jangan melupakan bahasa ibu sebagai identitas budaya,” ucap Budi.
Budi juga menekankan pentingnya menjunjung etika dalam kehidupan bermasyarakat.
“Dalam agama, adab lebih tinggi posisinya daripada ilmu. Kita harus mempromosikan hal-hal yang baik, bukan justru hal-hal yang merusak,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Sultra, Laode Tariala, menyampaikan nilai-nilai Pancasila tidak boleh berhenti pada slogan. Ia mendorong agar Pancasila diterapkan mulai dari lingkup pribadi, keluarga, hingga masyarakat.
“Implementasi Pancasila harus dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan terdekat. Kalau itu dilakukan, bangsa Indonesia akan tetap menjadi bangsa yang luhur, berbudaya, dan berkarakter,” tegas Tariala.
Tariala meyakini mahasiswa sebagai agen perubahan dapat berperan besar menjaga persatuan bangsa di era digital.
“Saya percaya mahasiswa bisa menjadi garda terdepan dalam merawat ideologi Pancasila,” tandasnya.
Post Views: 78