Luput Perhatian Pemprov Sultra, Kawasan Eks MTQ Kendari Bak Hutan di Tengah Kota

15 hours ago 4

Kendari – Dulu megah, kini merana. Itulah gambaran kondisi terbaru kawasan Eks MTQ Kendari, ikon kebanggaan Sulawesi Tenggara (Sultra) yang kini nyaris terlupakan. Aset milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra itu berdiri tepat di jantung Kota Kendari. Kondisinya bak hutan yang tumbuh bebas di tengah kota, yang tersisa hanya puing kejayaan, rumput liar, dan duka dari warga yang masih berharap tempat itu kembali pulih seperti sediakala.

Dari pintu masuk sisi depan, tepat di jalur utama depan Kantor Wali Kota Kendari, kesan tak terurus langsung menyambut. Gerbang utama sudah rusak. Catnya kusam, beberapa bagian patah, dan tiang-tiangnya dipeluk erat oleh semak dan tanaman merambat. Tanaman liar tumbuh bebas, seolah menandai jika kawasan itu telah lama tak disentuh.

Di dalam kawasan, jalan setapak yang biasa digunakan warga untuk joging dan berjalan santai kini mulai tertutupi lumut. Retak-retak tampak di banyak sisi, sebagian bahkan tenggelam oleh rumput yang tumbuh tinggi.

Kondisi kawasan Eks Tugu MTQ Kendari, aset Pemprov Sultra yang terlupakan. Foto: Herlis Ode Mainuru/Kendariinfo. (10/7/2025).

Area tengah pelataran, tepatnya Tugu Eks MTQ yang menjadi titik fokus kawasan tersebut juga tak luput dari kerusakan. Puncaknya retak, beberapa bagiannya berlubang, dan warnanya memudar ditelan cuaca serta waktu.

Taman yang berada di kawasan itu tak lagi layak disebut taman. Rumput liar dan sampah mendominasi, menggantikan bunga dan tanaman hias yang dahulu menghiasi setiap sudut. Tak ada lagi kesan sejuk dan asri. Yang tersisa hanya ruang kosong dengan pepohonan rindang, tetapi tak bersahabat.

Andini (31), warga Kota Kendari yang sejak lama memanfaatkan kawasan itu untuk berolahraga, mengaku sedih dengan kondisi tersebut. Ia merasa Eks MTQ telah kehilangan maknanya sebagai ruang publik yang bersih, aman, dan membanggakan.

“Dulu saya rutin olahraga di sini karena tempatnya nyaman dan ramai. Tetapi sekarang saya datang karena sudah terbiasa saja, meski kondisinya seperti ini. Rumput tinggi, banyak kotoran, dan jalurnya pun sudah tidak layak. Sayang sekali, padahal ini tempat yang dulunya sangat kita banggakan,” ujar Andini, Kamis (10/7/2025).

Warga lain, Sapruddin (45), menilai kerusakan itu bukan sekadar soal estetika. Menurutnya, Eks MTQ sebagai wajah dari Bumi Anoa, ikon yang dahulu menjadi tempat berkumpul seluruh lapisan masyarakat, dari kegiatan keagamaan hingga festival budaya, kini tinggal kenangan.

“Eks MTQ ini harusnya dijaga karena jadi lambang persatuan dan kebanggaan kita. Ini aset provinsi, masa tidak ada yang peduli? Pemerintah provinsi harus turun tangan. Jangan tunggu rusak total baru panik,” ucap Sapruddin.

Sebagai aset milik Pemprov Sultra, kawasan Eks MTQ memang berada di wilayah Kota Kendari. Namun, wewenang dan tanggung jawab pengelolaan berada sepenuhnya di tangan pemprov. Sayangnya, hingga kini belum tampak tanda-tanda perbaikan menyeluruh. Warga menilai kawasan itu hanya diperhatikan saat ada kunjungan pejabat atau peringatan hari besar.

Sapruddin berharap, kawasan Eks MTQ bisa segera dipulihkan, tidak hanya dibersihkan, tetapi dikelola secara profesional, dengan sistem perawatan berkala, serta dimanfaatkan kembali sebagai ruang terbuka publik yang sehat dan aman.

“Tempat ini bisa jadi kebanggaan lagi kalau dirawat. Kita semua bisa kembali kumpul, olahraga, ajak anak main, bahkan gelar kegiatan budaya seperti dulu,” katanya.

Eks MTQ Kendari bukan sekadar bangunan tua di tengah kota. Ia adalah simbol. Simbol kebersamaan, sejarah, dan harapan. Kini, masyarakat menanti keseriusan pemerintah untuk mengembalikan denyut kehidupan di kawasan yang mulai dilupakan itu.

Post Views: 37

Read Entire Article
Rapat | | | |