Kisah Nyata Tukang Bubur Naik Haji asal Kolaka

3 months ago 134

Kolaka – Aroma bubur ayam yang menggoda setiap subuh dari sebuah kedai kecil di Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), ternyata menyimpan kisah besar tentang mimpi dan keteguhan. Cici Novikana (38), penjual bubur ayam yang dikenal warga sekitar lewat usaha “AR60 Bubur”, akhirnya berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji bersama ibunya, Siti Nurbaja, berusia 69 tahun.

Cici yang beralamat di Perumahan Momahe, Desa Pesouha, Kecamatan Pomalaa, mengaku memulai usahanya pada tahun 2018, berkeliling dengan mobil untuk menjajakan satu jenis bubur. Ketekunannya membuahkan hasil. Kini ia memiliki kedai sendiri.

“Awalnya saya hanya jual satu macam bubur. Sekarang alhamdulillah sudah ada tempat sendiri, buka dari subuh sampai jam sebelas siang,” ungkap Cici.

Kedai AR60 Bubur milik Cici Novikana (38) di Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra).Kedai AR60 Bubur milik Cici Novikana (38) di Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra). Foto: Istimewa.

Usaha bubur itu menjadi satu-satunya sumber penghasilan keluarga setelah suaminya memutuskan berhenti dari pekerjaannya di sebuah apotek dan ikut membantu usaha rumahan mereka. Niat untuk menunaikan ibadah haji muncul dari kebiasaan orang sekitar yang kerap menggoda dirinya.

“Sering dibilang, ‘tidak lama mi itu naik haji, karena jual bubur’,” kata Cici sambil tertawa mengenang.

Ternyata ucapan itu menjadi doa. Di akhir tahun 2018, ia mulai menyisihkan Rp2,5 juta setiap bulan khusus untuk ongkos haji. Dalam waktu tak terlalu lama, tabungan pun cukup untuk mendaftar. “Alhamdulillah tidak ada rintangan berarti, karena niatnya sudah bulat. Kami jalani dengan ikhlas,” ujarnya.

Kebahagiaan terbesar Cici adalah bisa mendampingi ibunya yang kini sudah lansia. “Kami sekeluarga lega sekali karena ibu tidak sendiri. Saya bisa temani dan bantu semua proses ibadahnya,” ungkapnya.

Perjalanan itu bukan sekadar tentang menjalankan rukun Islam kelima, tetapi juga bukti bahwa kerja keras dan konsistensi sekecil apa pun bisa mengantarkan seseorang meraih mimpi besar. Kepada para ibu yang tengah berjuang, Cici memberikan semangat agar terus berdoa dan bekerja keras. Menurutnya semua hal di dunia ini tidak ada yang sia-sia.

“Habiskan masa gagalmu. Karena setelahnya, kamu akan merasakan masa jayamu,” tuturnya.

Kini Cici hanya berharap sekembalinya dari Baitullah, ia bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan usahanya semakin berkah. Ia ingin kisah hidupnya memberi inspirasi bagi para pejuang ekonomi kecil di seluruh penjuru negeri.

Post Views: 69

Read Entire Article
Rapat | | | |