Kendari – Diduga preman berkedok juru parkir meresahkan warga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Hal itu terjadi di Coffee Shop Ruma Hagia di kawasan Bundaran Tank, Jalan Jenderal A. H. Nasution, Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia.
Pengunjung berinisial K mengatakan, tukang parkir di coffee shop itu berlagak seperti preman. Arogan, bahkan mengeluarkan kata-kata yang tidak enak didengar, dan memancing emosi pengunjung.
K menyebut, ia adalah pelanggan tetap di sana. Jika menggunakan motor, ia biasa membayar Rp3 ribu. Kalau pakai mobil, biasanya dibayar Rp5 ribu.
Karcis yang digunakan juru parkir di Coffee Shop Ruma Hagia, Kota Kendari. Foto: Herlis Ode Mainuru/Kendariinfo. (28/5/2025).
Namun pada Rabu (28/5/2025) sore, ia lupa membawa uang tunai. Bahkan, transaksi di kasir dibayar pakai QRIS. Saat pulang, ia sempat ditahan oleh tukang parkir di sana. K pun memberikan penjelasan karena lupa membawa uang tunai, tetapi tidak diterima oleh si tukang parkir.
Lantas, K mencari-cari dalam mobil dan menemukan uang tunai sebesar Rp2 ribu. Saat itu, ia mencoba melakukan negosiasi dan memberikan uang Rp2 ribu itu. Kata-kata kasar pun dilontarkan oleh si tukang parkir.
“Kalau tidak ada uangmu, jangan parkir di sini. Laporkan saja saya kalau berani, resmi kita di sini,” kata K, saat menirukan arogansi si tukang parkir.
Tidak ingin ada masalah, K memilih pergi meninggalkan tempat tersebut.
Sementara pengunjung lain berinisial L menyebut, insiden tukang parkir di Ruma Hagia berlagak seperti preman ini membuatnya kurang nyaman. Padahal, hampir setiap hari ia nongkrong di tempat itu.
“Memang itu tukang parkirnya. Sok-sok sekali kalau menagih, sudah sering mi itu,” kesalnya.
Dari aksi premanisme itu, pengunjung lain berinisial W meminta agar pihak Ruma Hagia sebaiknya memberikan edukasi kepada tukang parkirnya agar tidak berlagak seperti preman. Jika ini dibiarkan, kesannya mereka memelihara preman berkedok tukang parkir.
“Kita dukung investasi di Kendari. Kami harap, pelaku usaha juga bisa menciptakan iklim positif. Contohnya edukasi tukang parkir demi kenyamanan pelanggan,” ungkap dia.
Dari pantauan Kendariinfo, tukang parkir di sana tidak memiliki tanda-tanda khusus seperti atribut. Sulit dibedakan, mana pengunjung dan mana tukang parkirnya. Akibatnya, warga yang ingin ke luar kadang-kadang kaget saat didekati pria yang tak dikenal. Ternyata, tukang parkirnya.
Meski demikian, tukang parkir di sana memungut atribusi yang telah mendapat persetujuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari. Artinya, ada rekomendasi dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Kendari. Tertulis, motor Rp3 ribu dan mobil Rp5 ribu.
Post Views: 116