Deretan Aksi Sosial Gubernur ASR Jelang 100 Hari Kerja yang Menggunakan Dana Pribadi

6 days ago 21

Kendari – Menjelang 100 hari pertamanya memimpin Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerukka atau yang lebih akrab disapa ASR tampaknya tak ingin menunggu terlalu lama untuk turun langsung ke tengah masyarakat. Sejak dilantik menjadi Gubernur pada 20 Februari 2025 lalu, sederet aksi sosial mulai rutin ia lakukan. Menariknya, banyak di antara aksi tersebut berasal dari kantong pribadinya.

ASR, yang berpasangan dengan Hugua sebagai Wakil Gubernur, memang baru saja duduk di kursi orang nomor satu di Bumi Anoa. Tapi soal memberi, ia bukan pemain baru. Ramadan 2025 lalu, ASR membagikan sembako kepada warga kurang mampu. Jumlahnya tak tanggung-tanggung mencapai 150 ribu paket, yang penyaluran ke seluruhan pelosok Sultra melalui yayasan pribadinya.

Tak berhenti di situ, momen mudik Idulfitri juga ASR menyiapkan 500 tiket mudik untuk membantu mobilitas warga. Lagi-lagi, bukan lewat program pemerintah, melainkan dari dompet pribadinya.

Tidak hanya itu, yang paling menyita perhatian publik terjadi pada pertengahan Mei 2025 lalu saat melepas 2.018 jemaah haji asal Sultra. ASR merogoh kocek lebih dari Rp2 miliar untuk membagikan uang saku. Jemaah reguler mendapat Rp1 juta per orang, sementara jemaah lansia Rp1,5 juta.

“Secara nominal mungkin kecil per orang, tapi totalnya lebih dari Rp2 miliar,” ujar ASR.

Gestur sosial ASR ini tak lepas dari latar belakang finansialnya. Berdasarkan data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) per 26 Agustus 2024, ASR tercatat memiliki total kekayaan Rp623,54 miliar, membuatnya masuk daftar gubernur terkaya di era pemerintahan Prabowo Subianto.

Asetnya tersebar luas terdiri atas tanah dan bangunan di Bekasi, Bandung, Pekanbaru, Cianjur, Kendari hingga Konawe. Ia juga melaporkan kepemilikan 10 mobil, 1 motor, 3 jetski, 2 kapal, dan 4 sepeda. Belum lagi surat berharga senilai Rp138 miliar, serta kas dan setara kas mencapai Rp351 miliar.

Menurut Pengamat Politik Sultra, Najib Husain gaya kepemimpinan ASR yang gemar berbagi ternyata bukan hal baru. kecenderungan ASR untuk melakukan aksi sosial sudah terlihat sejak masa aktifnya di militer.

“Kalau saya tidak keliru, sejak menjabat sebagai Pangdam XIV Hasanuddin, ASR sudah rutin bersedekah, khususnya pada hari Jumat. Jadi bukan baru muncul setelah menjabat sebagai gubernur,” ucap Najib, Selasa (27/5/2025).

Akademisi Ilmu Politik Universitas Halu Oleo (UHO) tersebut menilai, kebiasaan itu kini terbawa dalam gaya kepemimpinan ASR di kursi gubernur. Ia menyebut, gaya itu cukup berbeda dibandingkan dengan pendekatan para kepala daerah sebelumnya di Sultra.

Namun, di sisi lain, Najib mengingatkan bahwa aksi-aksi sosial semacam itu sebaiknya tidak menjadi pola utama dalam memimpin pemerintahan.

“Kalau dilihat dari jangka panjang, pendekatan seperti ini tidak cukup untuk menyelesaikan persoalan-persoalan mendasar di daerah. Sebaiknya diarahkan ke program yang lebih terstruktur, selaras dengan visi misi yang telah ditetapkan,” jelasnya.

Kata Najib, aksi sosial pribadi memang bisa membangun citra kedekatan dengan rakyat. Tetapi, jika dilakukan terus-menerus tanpa kerangka kebijakan yang kuat, hal itu berisiko menjadi bumerang. Ia bahkan menyoroti kemungkinan munculnya pertanyaan publik soal transparansi sumber dana pribadi yang terus digunakan untuk keperluan sosial.

“Untuk kepentingan seremonial, mungkin tidak masalah. Tapi ini tidak bisa menjadi kebiasaan. Apalagi kalau menyangkut dana pribadi dalam jumlah besar. Ke depan, sumber-sumber seperti ini bisa saja dipertanyakan oleh masyarakat. Itu yang sebaiknya diantisipasi,” tandasnya.

Post Views: 98

Read Entire Article
Rapat | | | |