Kendari – Kasus warga melompat dari atas Jembatan Teluk Kendari ke perairan Teluk Kendari menarik perhatian publik, khususnya di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Pasalnya, jembatan megah yang menjadi salah satu ikon Bumi Anoa itu kerap kali menelan korban jiwa.
Selama tiga bulan yakni, Maret, April, dan Mei 2025, ada tiga kejadian di Jembatan Teluk Kendari. Rata-rata terjadi di penghujung bulan. Kasus pertama terjadi pada Kamis (27/3/2025). Kasus kedua terjadi pada Minggu (27/4/2025). Sedangkan yang terakhir, terjadi pada Senin (26/5/2025).

Kasus pertama, korbannya adalah seorang wanita berinisial SYL (25). Ia berencana mengakhiri hidupnya dengan cara melompat, Kamis (27/3). Untungnya, ada warga yang melihat SYL dan langsung memberikan pertolongan saat itu juga. Sehingga SYL selamat.
SYL sempat dibawa ke RS Santa Anna Kendari guna mendapatkan penanganan medis. Informasi dari keluarganya, SYL diduga depresi dan sedang menjalani masa pemulihan dari dokter di RS Jiwa Kendari.

Kasus kedua terjadi pada Minggu (27/4), korbannya juga seorang wanita berinisial RN (19). Ia meninggal dunia. Jenazahnya ditemukan Senin (28/4) pada jarak 67 meter dari lokasi korban melompat.
Jenazah RN tidak dibawa ke rumah sakit sebab pihak keluarga menolak autopsi dan memilih mengikhlaskan kepergian RN. Serah terima dengan pihak keluarga dilakukan saat itu juga. Penyebab korban lompat, lagi-lagi depresi dengan sejumlah masalah yang dialami.

Kasus ketiga, korbannya adalah laki-laki berinisial EG alias A (23). Ia melompat dari Jembatan Teluk Kendari pada Senin (26/5). Keesokan harinya atau Selasa (27/5), ia ditemukan meninggal dunia pada jarak 30 meter dari lokasi korban melompat.
Informasi yang dihimpun, A mengakhiri hidup gara-gara depresi dengan desakan menikah dari sang kekasih.
“Dia sempat curhat sama adeknya sambil menangis. Itu pacarnya (inisial U), dia minta terus mi supaya dinikahi,” ungkap keluarga korban berinisial A.
Post Views: 51