Kendari – Fenomena bunuh diri yang terjadi di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), belakangan ini menjadi sorotan publik. Berbagai faktor seperti tekanan ekonomi, persoalan asmara, hingga masalah keluarga kerap menjadi penyebab seseorang memilih mengakhiri hidupnya.
Ustaz asal Kendari sekaligus Founder Circle Baik, Daengmat, kepada Kendariinfo memberikan pencerahan terkait fenomena bunuh diri akibat depresi atau masalah yang dialami oleh seseorang.
Katanya, setiap orang pasti memiliki masalah dalam hidupnya. Hanya saja berbeda-beda masalah yang dihadapinya. Ada yang memiliki masalah dalam pendidikannya, masalah dalam keuangannya, masalah dalam keluarganya, masalah dalam pekerjaannya, dan berbagai masalah lainnya.
Bahkan kata Daengmat, Rasulullah saw. yang nyatanya merupakan khalifah dan makhluk paling dicintai Allah Swt. banyak mendapatkan masalah.
“Rasulullah saw. adalah orang yang paling dicintai oleh Allah Swt. Tetapi, ia pernah mendapatkan tahun-tahun penuh kesedihan, tahun-tahun penuh problem. Artinya, semua kita ini punya problem masing-masing,” tegasnya, Senin (2/6/2025).
lanjut Daengmat, ujian yang diberikan Allah Swt. kepada manusia merupakan bukti kecintaan-Nya. Semua semata-mata demi menaikkan kelas seseorang agar lebih baik lagi.
Selanjutnya, kata Daengmat, Allah Swt. memberikan ujian dan cobaan kepada hamba-Nya sebagai bagian dari proses kehidupan di dunia. Ujian ini bertujuan untuk menguji kesabaran, keteguhan iman, dan kebaikan hati seseorang.
“Dalam surah Al-Baqarah ayat 286, yang menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya,” tambahnya.
Sebagai solusi, Ustaz Daengmat, menegaskan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan dan kesayangan Allah Swt. Jika sang pencipta menguji manusia dengan masalah, langkah awal yang perlu dilakukan adalah kembali ke hadapan Allah Swt.
“Sayangi diri kita, karena Allah Swt. sangat mencintai kita semua. Sujudlah dan meminta petunjuk kepada-Nya agar setiap ujian yang diberikan bisa mendapatkan titik terang,” bebernya.
Selain itu, kelapangan dada menjadi salah satu kunci penyelesaian masalah yang dialami. Ibarat, garam di dalam wadah yang berisi air. Jika wadahnya kecil, rasa asin garam akan sangat terasa. Sebaliknya juga demikian.
“Mari lapangkan dada kita agar setiap masalah yang kita hadapi bisa kita lewati. Jadi, solusi pertamanya adalah dari kita sendiri,” paparnya.
Berikutnya, sirkel. Kata Daengmat, setiap manusia memiliki sirkel pergaulan yang berbeda-beda. Jika seseorang berteman dengan penjual parfum, minimal ia bisa merasakan harumnya parfum tersebut. Sebaliknya, jika dia berteman dengan tukang las, ia akan terkena percikan api las.
“Artinya, pintar-pintarlah untuk memilih sirkel sebab lingkungan pertemanan sangat mempengaruhi aktivitas kita,” tambahnya.
Selanjutnya, pemerintah. Kata Daengmat, pemerintah mempunyai peran penting dalam menciptakan pendidikan yang baik dan edukasi kepada masyarakat. Sehingga, kegiatan-kegiatan positif perlu dilakukan agar aktivitas seseorang mengarah kepada hal-hal baik juga.
“Mereka mempunyai kekuatan untuk memberikan kesejahteraan dan pemahaman-pemahaman tentang pentingnya menjaga diri. Baik melalui kegiatan sosial, keagamaan, maupun yang lainnya,” tuturnya.
Kemudian, keluarga. Lanjut Daengmat, keluarga sangat penting untuk menjaga mental seseorang. Jika ayah dan ibu menjalankan fungsinya sesuai dengan fungsi mereka masing-masing, maka aktivitas anak-anak di dalam lingkungan keluarga akan mengarah ke hal-hal yang baik juga.
“Inilah pentingnya keluarga. Mereka adalah fondasi dasar yang menentukan arah berkembangnya anak dalam menjalani roda kehidupan,” ucapnya.
Sebagai penutup, Daengmat mengingatkan kepada seluruh masyarakat bahwa depresi bisa diatasi. Tindakan bunuh diri dalam Islam merupakan perbuatan terlarang dengan alasan apa pun. Larangan bunuh diri terdapat dalam surah An-Nisa’ ayat 29 – 30.
“Hukuman bagi pelaku bunuh diri adalah dimasukkan ke dalam neraka,” pungkasnya.
Post Views: 58