Konawe – Seorang siswi SMPN 2 Sampara, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) berinisial NM (14) diduga menjadi korban perundungan oleh teman-teman sekelasnya. Aksi perundungan itu terjadi di dalam grup WhatsApp kelas.
Sayangnya, oknum guru berinisial IS diduga ikut mengompori para terduga pelaku perundungan. Dalam percakapan grup, IS sempat melontarkan nada sindiran yang diduga mengarah terhadap korban.
“Kita lihat saja apakah bisa nyaman hidupnya kalau mereka hanya tiga orang. Tidak bisa toh tersinggung, karena kita tidak sebut nama, adakah namanya orang abu-abu, lango-lango dadar,” tulis IS dalam tangkapan layar grup WhatsApp.
Keluarga korban, inisial IC mengatakan dugaan perundungan itu dipicu korban berteman akrab dengan siswi yang tidak disukai oleh para siswi di sekolah tersebut.
“Awalnya itu kak, ada teman sekelasnya mereka yang memang tidak disuka sama murid-murid lain. Alasannya karena ini anak (yang ditemani korban), anak yang tidak baik katanya,” bebernya.
Korban yang berteman dengan siswi tersebut pun ikut tidak disukai oleh siswi lain, bahkan oknum guru tersebut. Ia pun menyayangkan sikap guru IS yang seharusnya menjadi penengah ketika ada perbuatan yang tidak baik dilakukan oleh para siswa.
Ia mengatakan para terduga pelaku ini bahkan melakukan ancaman terhadap korban. “Ada yang sampai mengancam mau pukul lah, ajak berkelahi lah,” tuturnya.
Perbuatan itu pun diketahui orang tua korban dan mendatangi pihak sekolah pada Senin (22/9) pagi. Namun, pertemuan tersebut tidak mendapat respons yang jelas. Saat ditanya mengenai alasan melakukan perundungan terhadap korban, guru IS ini memberikan jawaban yang berbelit-belit.
Sementara, Kepala SMPN 2 Sampara, Gusmira Sahabe mengatakan orang tua dan NM sudah datang ke sekolah dan menyampaikan persoalannya.
“Begini, kemarin itu hari Senin datang orang tuanya dan NM ke sekolah. Saya panggil ibu gurunya, saya baru tahu ada katanya kejadian malam Jumat di WhatsApp. Menurut ceritanya saya dengar mereka bertengkar sesama temannya di WA, kebetulan ada ibu guru di dalam grup mereka,” ujarnya kepada Kendariinfo.
Ia mengatakan guru IS saat itu menengahi keduanya agar tidak bertengkar. Namun ia menduga disalahartikan. Meski begitu, kedua belah pihak sudah bertemu. Baik guru IS dan orang tua bersama korban dilakukan proses mediasi. Keduanya sepakat untuk berdamai dan saling memaafkan.
“Mereka sudah damai, tidak ada lagi permasalahan, ibu guru minta maaf, NM juga minta maaf. Sudah saling memaafkan, orang tuanya juga sudah jabat tangan,” ujarnya.
Gusmira menegaskan telah melakukan peneguran dengan keras terhadap guru IS untuk tidak mengulangi perbuatannya. Ia juga telah menasihati oknum guru tersebut dan sejumlah siswa yang diduga terlibat.
Post Views: 37

 1 month ago
                                43
                        1 month ago
                                43
                    
















































