Potret Perpustakaan Lama Kendari: Jejak Pengetahuan yang Terbengkalai dan Terlupakan

4 weeks ago 29

Kendari – Di Jalan Balai Kota III, Kelurahan Pondambea, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) berdiri sebuah bangunan tua yang dulunya menjadi pusat pengetahuan masyarakat. Gedung Perpustakaan Daerah Kota Kendari, yang pernah ramai dengan aktivitas membaca dan belajar, kini berubah menjadi bangunan sunyi dan memprihatinkan.

Pantauan Kendariinfo, gedung perpustakaan itu memperlihatkan kondisi yang jauh dari kata terawat. Tulisan “Pemerintah Kota Kendari Perpustakaan Daerah” di bagian depan nyaris tak terbaca. Cat memudar, pagar dan beton lapuk dimakan usia, bahkan gerbang utama yang dulu menjadi akses masuk sudah hilang.

Di halaman, rerumputan liar tumbuh subur di setiap sudut. Pohon-pohon besar berdiri tanpa kendali, salah satunya beringin yang menjulang di dekat bangunan utama. Tembok, lantai, dan dinding mulai retak, sementara plafon gedung bocor dengan noda hitam serta lumut yang menempel akibat sering diguyur hujan.

Kondisi gedung lama Perpustakaan Daerah Kota Kendari.Kondisi gedung lama Perpustakaan Daerah Kota Kendari. Foto: Herlis Ode Mainuru/Kendariinfo. (19/8/2025).

Masuk ke dalam, suasana makin menyeramkan. Sejumlah ruangan gelap, lembap, dan berdebu. Plang bertuliskan “Kepala Dinas” masih menempel di salah satu pintu, namun kondisi ruangannya rusak parah. Cat dinding mengelupas, lumut menebal, dan perabot yang tersisa tampak usang. Kesan “rumah hantu” sulit dihindari.

Padahal, gedung itu dulunya berperan penting sebagai ruang belajar alternatif bagi pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Kini bangunan tersebut terabaikan begitu saja. Statusnya masih tercatat sebagai aset Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra, tetapi tanpa kejelasan pemanfaatan.

Seorang warga, Friska, mengaku prihatin melihat kondisi bangunan bersejarah itu.

“Sudah lama tidak dipakai, kotor sekali, dan kalau malam gelap. Kasihan kalau aset pemerintah dibiarkan begini, seharusnya bisa dimanfaatkan untuk hal-hal positif,” ujar Friska, Selasa (19/8/2025).

Menurutnya, gedung terbengkalai bukan hanya merusak pemandangan, tetapi juga menimbulkan rasa was-was. Warga khawatir bangunan gelap itu dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak semestinya.

Masyarakat pun menanti kepedulian pemerintah agar bangunan tersebut tidak makin rusak dan terlupakan. Di tengah keterbatasan ruang baca publik, perpustakaan lama itu masih bisa diberdayakan kembali, baik sebagai pusat literasi, ruang kreatif, maupun destinasi wisata edukasi.

Lebih dari sekadar dinding dan atap yang lapuk, gedung itu menyimpan jejak perjalanan literasi masyarakat Kota Kendari. Jika terus dibiarkan dalam kesunyian, bukan hanya fisiknya yang hancur, tetapi juga memori kolektif tentang pentingnya ruang pengetahuan bagi generasi mendatang.

Post Views: 125

Read Entire Article
Rapat | | | |