Petani Konsel Keluhkan Tambang PT WIN, Jarak Galian dan Sawah 15 Meter

2 days ago 17

Konawe Selatan – Wawan (41), petani di Desa Mondoe, Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), mengeluhkan aktivitas penambangan nikel PT Wijaya Inti Nusantara (WIN). Wawan resah, karena lubang galian tambang nikel PT WIN hanya berjarak 15 meter dari sawahnya.

Dekatnya jarak galian tambang nikel membuat air bercampur lumpur mengalir ke dalam petak sawah ketika turun hujan. Kejadian itu dialami Wawan pada Senin (3/11/2025). Meski belum ditanami padi, air bercampur lumpur berwarna kuning kecokelatan akan mengendap dalam sawahnya.

“Airnya itu merah sampai di sini (lahan persawahan)” ujar Wawan, Selasa (4/11).

Tumpukan tanah bekas galian tambang nikel PT Wijaya Inti Nusantara (WIN) dekat sungai di Desa Mondoe, Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra). Foto: Istimewa. (4/11/2025).

Wawan telah menyampaikan keresahannya kepada pihak PT WIN sejak Senin, 27 Oktober 2025. Namun, ia diminta menyampaikan keluhan itu kepada pihak kontraktor. Padahal Wawan berharap pemegang izin usaha pertambanganlah yang menyampaikan keluhannya kepada pihak kontraktor.

“Saya sudah sampaikan, bahkan ke kantor bertemu HRD. Namun, saya disuruh ke kontraktor. Justru itu kontraktor yang buang material ke lokasiku” kesal Wawan.

Air sungai bercampur lumpur bekas galian tambang pada sawah di Desa Mondoe, Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra). Foto: Istimewa. (4/11/2025).

Selain dekat sawah, aliran sungai yang menjadi sumber air irigasi hanya berjarak 10 meter dari galian tambang PT WIN. Ketika menyampaikan itu, Wawan sedang memandang tumpukan material bekas galian tambang nikel dekat sawah dan sungai.

Sejak usia 20 tahun hingga akhirnya berkeluarga, lahan seluas 1,6 hektare itu merupakan satu-satunya sumber penghidupan Wawan serta anak dan istrinya. Wawan mengaku telah menggantungkan sebagian hidupnya untuk bertani. Namun, kenyataan di hadapannya membuat Wawan ragu melanjutkan pekerjaan sebagai petani.

“Melihat penambangan seperti ini, apakah kami masih bisa melanjutkan hidup dengan bersawah,” tanya Wawan.

Post Views: 100

Read Entire Article
Rapat | | | |