Konawe Selatan – Petambak di Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), ikut mengeluhkan aktivitas penambangan nikel PT Wijaya Inti Nusantara (WIN). Air laut yang keruh akibat aktivitas PT WIN diduga menjadi menjadi penyebab menurunnya produksi ikan bandeng dan udang para petambak.
Daharaddin (45), petambak di Desa Mondoe mengeluhkan hasil panen yang makin menurun. Udang yang belum mencapai masa panen banyak mati. Menurut Daharaddin, air laut yang terkontaminasi dengan limbah tambang nikel sangat berpengaruh pada matinya ikan dan udang.
Yusuf Barung (67) berdiri di samping tambaknya melihat ikan bandeng yang sudah mati terapung di Desa Mondoe, Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra). Foto: Istimewa. (19/12/2025).
“Air jadi kabur. Kalau sudah begini tidak bisa lagi kasih masuk air di empang. Padahal sebelum ada perusahaan, hasil panen bisa sampe 3 atau 4 ton, tetapi kemarin hanya bisa dapat 1 ton saja,” kata Dahruddin, Sabtu (27/12/2025).
Hal serupa dialami Yusuf Barung (67), petambak di Desa Parasi. Yusuf yang telah mengolah tambak sejak 2015 mengaku awal-awal panen cukup memuaskan. Namun, seiring PT WIN masif beraktivitas pada 2022, hasil panennya kian menurun. Dua tahun terakhir bahkan sering merugi.
Ikan bandeng mati pada tambak warga di Desa Mondoe, Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra). Foto: Istimewa. (19/12/2025).
“Tahun 2024 hingga 2025 ini sering tidak balik modal. Tahun kemarin saya tebar 250 ribu bibit, tetapi hanya bisa panen kurang lebih 15 kilogram. Jadi bukannya untung malah buntung. Kasihan kami, mau kasih makan apa anak-anak kalau sudah begini,” keluh Yusuf, Kamis (18/12).
Di usia yang tak lagi muda, harapan Yusuf satu-satunya hanya bergantung pada tambak untuk menghidupi keluarga, juga biaya kuliah anak-anaknya. Menurut Yusuf, kepentingan perusahaan seharusnya tidak mengancam keberlanjutan mata pencaharian tradisional di lingkar tambang. Oleh karena itu, Yusuf berharap pemerintah ikut mengawasi penambangan nikel yang menyebabkan kerugian ekonomi para petani tambak.
Air laut yang mengalir ke tambak warga berwarna kuning kecokelatan di Desa Parasi, Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra). Foto: Istimewa. (18/12/2025).
“Harapan saya bagaimana PT WIN juga pemerintah memberikan solusi untuk kami petambak. Di sini bukan saya saja yang rugi, tetapi teman-teman lain juga,” pungkasnya.
Post Views: 100

1 day ago
8












































