Pemkot Kendari Gencarkan Program Genting, Fokus Turunkan Stunting Lewat Bantuan Gizi Harian

1 month ago 41

Kendari – Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari terus menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan generasi sehat dan bebas stunting. Melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB), program unggulan bertajuk Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting) kini dijalankan secara masif dengan mengedepankan intervensi Makanan Bantuan Gizi (MBG).

Program tersebut dirancang sebagai langkah nyata mempercepat penurunan angka stunting. Bukan sekadar kampanye, tetapi menyentuh langsung keluarga yang masuk kategori berisiko. Berdasarkan data terbaru, sebanyak 4.309 keluarga di Kota Kendari dikategorikan sebagai Keluarga Risiko Stunting (KRS) dan telah diusulkan ke Badan Gizi Nasional (BGN) untuk segera memperoleh intervensi gizi.

Kepala Dinas P2KB Kota Kendari, Jahudding, menuturkan faktor penyebab KRS tidak hanya soal pola makan. Kondisi sanitasi, keterbatasan akses air bersih, hingga fenomena “Empat Terlalu” (terlalu muda menikah, terlalu tua hamil, terlalu banyak anak, dan terlalu rapat jarak kelahiran) juga berperan besar.

Kepala Dinas P2KB Kota Kendari, Jahudding.Kepala Dinas P2KB Kota Kendari, Jahudding. Foto: Hasmin Ladiga/Kendariinfo. (1/11/2022).

“Sekarang sudah ada ribuan keluarga di Kota Kendari yang masuk data risiko stunting. Dari jumlah itu, sekitar 1.018 sudah tercatat, dan total 4.309 data telah kita dorong ke BGN untuk mendapatkan intervensi MBG,” ungkap Jahudding dalam kegiatan Penguatan Puskesmas Inisiasi Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO), Rabu (24/9/2025).

Intervensi gizi melalui MBG menjadi tulang punggung Program Genting. Setiap hari, makanan bergizi disalurkan kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita di kelompok rentan. Hingga saat ini, sekitar 1.500 keluarga telah merasakan manfaatnya. Tidak sekadar bantuan, MBG diantar langsung ke rumah penerima oleh kader pendamping keluarga, sehingga keberlanjutan asupan gizinya lebih terjamin.

“Harapan kita, dengan pelayanan gizi harian ini, stunting bisa ditekan lebih cepat, dan tidak muncul kasus baru,” tegas Jahudding.

Ia menambahkan, fokus utama program ini adalah periode emas 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), mulai masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.

Suasana pembagian MBG di SMPN 2 Kendari.Suasana pembagian MBG di SMPN 2 Kendari. Foto: Hasmin Ladiga/Kendariinfo. (18/9/2025).

Meski MBG berasal dari BGN, keberhasilan program tidak lepas dari peran aktif Pemkot Kendari. Selain memastikan data keluarga by name by address, pemerintah kota juga memberdayakan kader di lapangan untuk menjamin distribusi berjalan lancar.

Terkait data stunting, Jahudding mengungkapkan masih ada perbedaan hasil. Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) mencatat prevalensi stunting di Kota Kendari sekitar 24 persen. Namun, hasil pengukuran langsung di lapangan menunjukkan angka jauh lebih rendah, yakni hanya 3 persen.

“Kami jadikan data by name by address sebagai pijakan intervensi. Sementara hasil survei nasional yang lebih tinggi kita maknai sebagai pemacu semangat untuk bekerja lebih maksimal,” jelasnya.

Seorang balita saat menimbang berat badannya di Posyandu Kemuning, Kelurahan Kadia, Kecamatan Kadia, Kota Kendari.Seorang balita saat menimbang berat badannya di Posyandu Kemuning, Kelurahan Kadia, Kecamatan Kadia, Kota Kendari. Foto: Hasmin Ladiga/Kendariinfo. (20/9/2025).

Selain penyaluran MBG, Pemkot Kendari juga menggagas program pendampingan berbasis komunitas. Salah satunya konsep persaudaraan madani atau orang tua asuh yang menekankan dukungan sosial, edukasi, dan penyuluhan. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran keluarga rentan dalam menjaga pola asuh, kebersihan lingkungan, dan kecukupan gizi.

Dengan strategi kolaboratif ini, Pemkot Kendari menegaskan stunting bukan hanya persoalan angka, tetapi investasi masa depan. Melalui Program Genting, pemerintah ingin memastikan setiap anak di Kota Kendari tumbuh sehat, cerdas, dan memiliki kesempatan yang sama meraih masa depan lebih baik.

Post Views: 10

Read Entire Article
Rapat | | | |