Kendari – Seorang orang tua murid, Zul memutuskan memberhentikan anaknya inisial K dari TK Smart School Baruga yang berlokasi di Jalan Kapten Piere Tendean, Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Keputusan itu diambil setelah sang anak beberapa kali pulang dalam kondisi terluka.
Zul mengaku kecewa dan marah terhadap para pendidik karena sudah empat kali anaknya pulang dengan luka di badan serta pakaian kotor. Bahkan, ia memiliki bukti foto luka di pipi sang anak.
“Anak saya sudah empat kali dia pulang luka-luka di badannya, pakaiannya kotor. Ada di pipi luka (bukti dalam foto). Saya sudah bayar mahal-mahal, masa anak saya sering pulang luka-luka,” ujar Zul saat dihubungi Kendariinfo, Kamis (14/8/2025) malam.
Ia mengatakan, keputusan mengeluarkan anaknya sudah diambil sejak Rabu (30/7/2025). Menurutnya, kejadian yang dialami putrinya sudah keterlaluan. Bahkan Zul juga mengaku pernah memergoki anaknya ditampar oleh siswa SD yang diketahui merupakan anak salah satu guru di sekolah tersebut.
“Ada satu kali saya dapat langsung, ini anakku dipukul sama anak SD, anak salah seorang guru di sekolah itu, emosiku lihat,” ungkap dia.
Ia menegaskan sudah tidak bisa menerima kondisi tersebut. Baginya, kejadian berulang ini bukan lagi hal wajar. “Sekali dua kali saya tidak terlalu perhatikan, tetapi ini sudah empat kali, saya tidak terima,” tuturnya.
Sementara, Kepala TK Smart School Baruga, Anty, tidak menampik adanya peristiwa yang dialami anak Zul. Ia menyebut pihak sekolah sudah berupaya melakukan komunikasi dengan orang tua murid tersebut. Menurutnya, kejadian itu melibatkan K dan teman TK lainnya.
“Itu memang ada kejadian seperti itu, tetapi berbeda waktu kejadian, dan kejadian itu juga sudah kami sampaikan kepada orang tua,” ungkap Anty saat ditemui Kendariinfo, Jumat (15/8).
Anty menjelaskan bahwa K juga kerap mengganggu temannya hingga menggigit dan mencakar. Luka pada K diduga sebagai balasan dari temannya. “Biasa saling merebut mainan, waktu kejadian itu memang anak Zul ini mengejar satu anak lainnya dan mau merebut, makanya terjadi cakar-cakaran,” katanya.
Soal tudingan anak guru menampar K, Anty meluruskan bahwa kejadian itu berbeda dengan yang dibayangkan. Menurutnya, anak SD yang dimaksud hanya menyentuh pipi dan mendorong, bukan menampar. “Saat itu bapak dari anak ini ada di situ melihat, guru yang bersangkutan sudah meminta maaf, tetapi orang tuanya tidak menggubris dan langsung pergi,” bebernya.
Anty mengaku tak bisa menyalahkan anak-anak, namun pihak guru juga sudah berusaha melakukan penanganan. “Sesuai aturan itu satu guru untuk 15 anak didik, jadi bagaimana kasihan itu kita pahami kondisi guru di dalam kelas mengatur anak-anak,” tutupnya.
Menurutnya, pihak sekolah sudah berusaha membuka komunikasi dan mediasi bersama Zul dan keluarga, namun upaya itu ternyata tertutup hingga saat ini.
Post Views: 42