Gadis Prancis Korban Begal di Wuawua, Tekuni Bahasa Tolaki hingga Mengaku Cinta Kendari

1 month ago 43

Kendari – Gadis asal Prancis berinisial E (25) yang menjadi korban begal di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) ternyata bukanlah pendatang baru. Sudah tiga tahun ia hidup di Indonesia, dan lebih dari setahun terakhir menetap di Kendari. Kota ini bukan hanya lokasi penugasan dari negaranya, tetapi telah menjadi rumah keduanya.

Bagi E, Kendari adalah tempat ia belajar tentang arti kedekatan, kehangatan, dan kebersamaan. Di sela kesibukan tugas diplomatik yang dijalaninya, E rajin menjelajahi setiap sudut kota. Ia menyapa pedagang kecil di pasar, berbaur dengan masyarakat di taman kota, hingga menghirup udara laut di pesisir Teluk Kendari. Dari keramahan itu, ia mulai jatuh cinta, bukan hanya pada alamnya, tetapi juga pada orang-orangnya.

“Saya sudah cinta dengan Indonesia, apalagi Kota Kendari,” tutur E, Kamis (25/9).

Kondisi leher gadis Prancis berinisial E yang menjadi korban begal di Jalan Budi Utomo, Kelurahan Mataiwoi, Kecamatan Wuawua, Kota Kendari.Kondisi leher gadis Prancis berinisial E yang menjadi korban begal di Jalan Budi Utomo, Kelurahan Mataiwoi, Kecamatan Wuawua, Kota Kendari. Foto: Herlis Ode Mainuru/Kendariinfo. (21/9/2025).

Bahasa Tolaki menjadi jembatan kecil yang menghubungkannya dengan warga setempat. Kata-kata “sosoito” (cocok, tepat) dan “meambo” (baik atau bagus) terasa begitu akrab di telinganya. E sering mengucapkannya saat bertemu orang baru, membuatnya kian diterima sebagai bagian dari keluarga besar masyarakat Kendari. Baginya, kota ini bukan hanya tempat bekerja, tetapi ruang untuk tumbuh dan belajar tentang Indonesia lebih dekat.

Namun, di balik kecintaannya, nasib berkata lain. Pada Minggu (21/9) sekitar pukul 16.39 Wita, E yang tengah melintas di Jalan Budi Utomo, Kelurahan Mataiwoi, Kecamatan Wuawua, tak pernah menyangka akan menjadi korban kejahatan. Ia dibegal oleh dua orang pria yang semula dianggap sebagai teman.

“Saya kira teman, saya senyum dan perhatikan, ternyata dia jahat,” ujarnya lirih.

Dalam sekejap, kalung emas di lehernya dirampas paksa. Kulit lehernya tergores, dadanya berdegup kencang. Ia gemetar, air mata mengalir, bukan hanya karena kehilangan barang berharga, tetapi juga karena luka batin yang muncul di kota yang ia cintai. Dengan tubuh yang masih goyah, ia kemudian melapor ke Polresta Kendari.

“Semoga orang jahat itu ditangkap polisi,” harapnya.

Meski peristiwa itu meninggalkan luka, E tak ingin menyerah. Ia menolak membiarkan satu kejadian buruk memudarkan cinta yang sudah ia rajut. E tetap memilih bertahan di Kendari hingga masa tugasnya berakhir pada 2028. Ia percaya, jauh lebih banyak orang baik yang pernah ia temui dibandingkan satu kejadian yang menyakitkan ini.

“Saya orang Prancis mencintai Kendari. Ayo cintai Kendari dan saling menjaga,” ucapnya dengan penuh semangat.

Di balik rasa takut, ada keyakinan yang tak luntur dari E. Katanya, Kota Kendari tetaplah kota yang ramah dan penuh cinta. Luka itu, baginya, hanyalah ujian kecil untuk membuktikan bahwa kecintaan pada sebuah tempat tak hanya diukur dari indahnya pengalaman, tetapi juga dari keberanian untuk bertahan dan percaya.

Kasat Reskrim Polresta Kendari, AKP Welliwanto Malau, membenarkan laporan E. Ia menegaskan, kejadian ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat.

“Tetap waspada dan Buser 77 Satreskrim Polres Kendari tengah menyelidiki kasus ini di lapangan. Doakan segera ditangkap,” ujarnya.

Wanita asal Prancis Dibegal di Kendari, Polisi Kejar Pelaku

Post Views: 5

Read Entire Article
Rapat | | | |