Muna – Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Raha melakukan demonstrasi, karena kecewa tak diikutkan lomba gerak jalan 45 kilometer dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra). Demo siswa berlangsung di halaman SMKN 1 Raha pada Senin, 4 Agustus 2025.
Ketua OSIS SMKN 1 Raha, Ibnu Rizik Doharing, mengaku kecewa kepada pihak sekolah tak mengikutkan para siswa dalam kegiatan tersebut. Namun, Ibnu mengatakan aksi demonstrasi bukan untuk membuat kegaduhan, melainkan bentuk semangat dan keinginan siswa turut menyemarakkan perayaan kemerdekaan melalui lomba gerak jalan, bagian dari agenda Pemerintah Daerah (Pemda) Muna.
“Kenapa sekolah lain ikut, sedangkan kami tidak. Ini jadi pertanyaan dari banyak teman-teman siswa. Saya sudah coba sampaikan ke pihak sekolah, tetapi tidak ada solusi,” kata Ibnu kepada Kendariinfo, Rabu (6/8).
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Raha melakukan demonstrasi, karena tak diikutkan lomba gerak jalan 45 kilometer dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra). Foto: Istimewa. (4/8/2025).
Ibnu mengungkapkan telah menghubungi kepala sekolah dan menyampaikan aspirasi para siswa. Namun, ia diarahkan untuk menemui wakil kepala sekolah. Sayangnya, komunikasi yang terjalin tidak memberikan kejelasan mengenai keputusan sekolah.
“Saat saya telepon kembali, kepala sekolah menyampaikan sekolah tidak memiliki anggaran untuk mengikuti lomba gerak jalan 45 kilometer,” ujarnya.
Kepala SMKN 1 Raha, Masrawati, membenarkan demonstrasi dilakukan, karena siswa kecewa tidak diikutkan dalam lomba gerak jalan 45 kilometer. Ia menyebut, kegiatan itu belum sempat dianggarkan, karena memerlukan biaya besar.
Masrawati mengungkapkan dana operasional sekolah berasal dari anggaran provinsi, sedangkan lomba gerak jalan tersebut merupakan kegiatan yang diselenggarakan pemerintah daerah. Hal itu menyebabkan keterbatasan dalam pengalokasian dana, karena kegiatan belum masuk dalam perencanaan sebelumnya.
“Sebenarnya, sejak Minggu sore kami para guru sudah memutuskan untuk tetap mengikutsertakan siswa dalam lomba tersebut. Namun, saat keputusan itu disampaikan dalam upacara, para siswa tetap melanjutkan aksi demonstrasi,” ungkap Masrawati kepada Kendariinfo, Kamis (7/8).
Masrawati menuturkan setelah aksi demonstrasi selesai, pihak sekolah dimediasi kepolisian. Dalam kesempatan tersebut, para siswa menyampaikan aspirasi mereka secara langsung dan sekolah menyatakan kesiapannya untuk mengikuti lomba
“Setelah mendengar langsung aspirasi para siswa, saya menyampaikan bahwa sekolah siap untuk ikut serta,” pungkasnya.
Post Views: 54