Remaja 15 Tahun Diduga Disekap dan Dianiaya saat Lawan Pemerkosaan di Kendari

1 day ago 7

Kendari – Seorang remaja berusia 15 tahun bernama Bunga (samaran), asal Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) diduga disekap oleh seorang pria di sebuah indekos di Kota Kendari.

Tak hanya disekap, Bunga juga diduga dianiaya setelah berusaha melawan ketika terduga pelaku berinisial IK hendak memerkosanya di sebuah indekos di Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kendari, Rabu (15/10/2025) malam.

Kepada Kendariinfo, Bunga menceritakan dengan suara bergetar kisah kelam yang menimpanya. Ia mengenal IK melalui seorang teman dan mulai berkomunikasi lewat WhatsApp tanpa pernah bertemu langsung.

“Kami sering chat, tetapi belum pernah ketemu,” ujar Bunga, Minggu (19/10).

Hari itu, sekitar pukul 17.00 Wita, terduga pelaku mengajak Bunga jalan-jalan berkeliling ke Kota Kendari. Tak menaruh curiga, Bunga setuju. Ia dijemput menggunakan sepeda motor di rumahnya di salah satu desa di Konsel.

“Dia datang jemput saya di rumah, katanya mau jalan-jalan saja di Kendari,” tutur Bunga.

Namun, bukannya menuju pusat kota, terduga pelaku malah mengarahkan kendaraan ke sebuah indekos di Anduonohu dengan alasan ingin mengambil barang. Bunga yang polos tak menolak.

“Dia bilang cuma mau ambil barang sebentar. Saya tunggu di motor,” katanya.

Beberapa menit kemudian, terduga pelaku keluar dan memanggil Bunga agar ikut masuk ke dalam kamar indekos. Pria itu beralasan khawatir meninggalkan Bunga sendirian di luar. Tanpa prasangka, Bunga mengikuti ajakannya. Namun, begitu masuk, suasana berubah. Sekitar pukul 18.30 Wita, terduga pelaku menyalakan musik keras dan mengunci pintu kamar indekos dari dalam.

“Saya tanya kenapa pintunya dikunci, tetapi dia diam saja,” ucap Bunga.

Tak lama, teduga pelaku melepaskan pakaiannya dan berusaha membaringkan Bunga di atas ranjang. Gadis malang itu langsung melawan sekuat tenaga. Tetapi terduga pelaku justru memukulinya bertubi-tubi di wajah dan kepala.

“Dia mau memerkosa saya, saya melawan, makanya saya dipukul,” ungkapnya sambil menangis.

Bunga berusaha kabur, namun sia-sia, pintu dikunci rapat, kuncinya di tangan terduga pelaku. Ia menjerit minta tolong, tetapi suara musik yang keras menelan teriakannya.

“Saya menangis, saya duduk di pojok kamar, takut sekali,” katanya.

Menurut Bunga, pria itu terus memaksanya. Setiap kali ia berusaha menolak, pukulan kembali mendarat di tubuhnya. Hingga akhirnya pria itu frustrasi karena gagal memerkosa Bunga. Ia keluar kamar dengan alasan hendak mengambil sesuatu di motor. Saat itulah, Bunga memanfaatkan kesempatan untuk mengunci pintu dari dalam. Pria itu kemudian pergi meninggalkan indekos.

“Begitu dia keluar, saya langsung kunci pintunya. Saya takut dia masuk lagi,” katanya lirih.

Tangisnya pecah. Tetangga indekos yang mendengar suara Bunga mendekat dan mencoba menenangkan. Bunga pun memberanikan diri membuka pintu dan meminta bantuan.

“Saya ceritakan semuanya, lalu tetangga indekos bantu pesan Grab supaya saya bisa pulang ke Konsel. Ongkos Grab sebesar Rp40 ribu dibayarkan oleh tetangga indekos terduga pelaku,” tambah Bunga.

Sesampainya di rumah, Bunga mencoba menghubungi terduga pelaku melalui pesan singkat, tetapi nomornya telah diblokir. Kini, ia hanya bisa menatap kosong layar ponselnya sambil memikirkan langkah selanjutnya.

Bunga ingin melapor ke polisi, tetapi ia bingung. Kedua orang tuanya telah bercerai, tidak tinggal dengannya, sementara empat kakaknya sudah berkeluarga. Ia kini tinggal bersama empat adiknya yang masih kecil di rumah sederhana di Konsel.

“Saya takut kalau cerita ke keluarga, takut dimarahi. Saya juga tidak tahu caranya melapor. Rumah saya jauh, adik-adik saya masih kecil,” ujarnya.

Kini, Bunga hanya berharap ada pihak yang bersedia menolongnya mendapatkan keadilan. Ia ingin bebas dari ketakutan yang terus menghantuinya setiap malam sejak kejadian itu.

Post Views: 125

Read Entire Article
Rapat | | | |