Sulawesi Tenggara – Penjabat (Pj.) Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andap Budhi Revianto, menghadiri acara Apresiasi Warisan Budaya Indonesia (AWBI) 2024 yang digelar di Taman Fatahillah, Jakarta, Sabtu (16/11/2024). Pada kegiatan itu, Sultra berhasil meraih sembilan apresiasi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Kegiatan AWBI dilaksanakan sebagai upaya melindungi warisan budaya melalui pengamanan, publikasi, serta memberikan penghargaan atas upaya pelestarian warisan budaya Indonesia. Warisan budaya itu telah melalui serangkaian tahapan meliputi penilaian, sidang penetapan, hingga rekomendasi dan pada akhirnya ditetapkan.
Terdapat sebanyak 668 warisan budaya dari seluruh Indonesia yang diusulkan. Namun hanya 272 warisan budaya yang ditetapkan sebagai WBTB Indonesia.
Sultra berhasil meraih apresiasi sembilan sertifikat penetapan WBTB dari Kementerian Kebudayaan yang diserahkan langsung Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, kepada Andap Budhi Revianto. Perolehan tahun 2024 menunjukkan adanya peningkatan prestasi. Apabila dibanding capaian tahun lalu, Sultra hanya memperoleh 1 penetapan WBTB, yaitu tari mewuwusoi dari Bombana.
Berikut sembilan WBTB Sultra yang diberikan sertifikat dan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Indonesia tahun 2024:
- Haroa, merupakan tradisi doa bersama masyarakat Buton, dipimpin tokoh adat atau tokoh agama yang disebut Lebe.
- Tari Galangi, merupakan tradisi masyarakat Buton berupa tarian perang yang menggambarkan pengawalan Sultan Buton, Sapati (Perdana Menteri) hingga Panglima Perang (Kapitalao) saat menjalankan tugas.
- Gola Ni’i, warisan budaya masyarakat Bombana dan Kabaena berupa makanan khas berbahan gula aren, kelapa, dan nasi ketan dibungkus daun jagung.
- Bilangari, merupakan tradisi suku Tolaki, berupa panduan untuk memprediksi hari baik untuk membangun rumah, menanam padi, dan sebagainya.
- Kabuto, merupakan tradisi berupa hidangan tradisional berbahan singkong kering yang dimasak dengan kelapa parut dan ikan asin. Kabuto merupakan makanan pokok pengganti sejak zaman dulu, terutama bagi masyarakat di sekitar pesisir pantai.
- Kasambu, merupakan tradisi masyarakat Muna berupa ritual doa untuk keselamatan bagi perempuan yang sedang mengandung anak pertama, dipimpin oleh Sando (pemimpin doa).
- Pogiraha Adhara, merupakan tradisi berupa budaya tarung kuda khas masyarakat Muna.
- Mowindahako, merupakan tradisi masyarakat adat suku Tolaki berupa upacara adat dalam proses pernikahan.
- Saji Moane, merupakan warisan budaya berupa tarian khas Buton dan Wakatobi yang penarinya harus laki-laki. Tarian tersebut dulunya untuk menyambut kepulangan prajurit dari medan perang.
Dengan ditetapkanya sembilan WBTB tahun 2024, Sultra telah mencatatkan total 37 warisan budaya yang diakui secara nasional. Selain itu, Sultra juga telah menyumbang 9 bahasa daerah dari 718 bahasa di Indonesia, seperti bahasa Tolaki, Wolio, Muna, Moronene, Ciacia, Pulo (Wakatobi), Kulisusu, Lasalimu-Kamaru, dan Culambacu.
Andap mengapresiasi atas kerja keras para pemangku kepentingan, terutama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Yusmin, beserta seluruh jajarannya, dalam upaya dan kontribusinya dalam pelestarian budaya daerah.
“Pemerintah Provinsi Sultra telah mengambil langkah konkret dalam pelestarian kebudayaan dengan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2023 tentang Pelestarian dan Pemajuan Warisan Budaya Tak Benda. Ini menunjukkan komitmen kami untuk mendukung pengakuan dan pelestarian warisan budaya lokal,” jelas Andap.
Pengakuan itu sekaligus tanda bahwa Sultra memiliki warisan budaya dengan nilai tinggi dan layak menjadi bagian dari identitas budaya Indonesia, serta menjadi tanggung jawab bersama untuk melestarikan dan memperkenalkan ke seluruh Indonesia bahkan ke dunia.
“Sultra adalah provinsi yang memiliki keanekaragaman tradisi dan nilai-nilai luhur. Warisan budaya yang tak ternilai ini harus kita jaga dan lestarikan bersama. Oleh karena itu, pemprov berkomitmen untuk terus mendukung pelestarian warisan budaya melalui program-program strategis,” pungkasnya.
Nah sekarang Makin Tahu Indonesia kan!!
Editor Kata: Ratnawati (Magang)
Post Views: 57