Sedang Diwisuda, Wanita di Kendari Dihadiahi Karangan Bunga Bertuliskan Pelakor

4 days ago 25

Kendari – Seorang wanita berinisial TA dihadiahi karangan bunga yang berisi tudingan perebut laki orang (pelakor) saat tengah menjalani prosesi wisuda salah satu kampus swasta yang berlangsung di sebuah hotel ternama di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (1/12/2025).

Sosok yang mengirim karangan bunga itu sendiri merupakan seorang wanita yang diduga istri sah berinisial RFA. Ia memasang karangan bunga itu tepat di halaman dan depan ballroom hotel. Sontak, potret karangan bunga itu segera beredar luas di media sosial (medsos).

Saat dikonfirmasi, RFA mengaku karangan bunga itu merupakan bentuk kekesalannya terhadap TA yang diduga telah merusak rumah tangganya. Ia menyebutkan, TA telah menjalin hubungan dengan suaminya berinisial HRY dalam kurun waktu hampir lima tahun lamanya. Dalam rentang waktu itu, TA dan HRY pernah menikah secara siri.

Karangan bunga yang ditujukan ke TA saat tengah melangsungkan prosesi wisuda salah satu kampus swasta di halaman salah satu hotel ternama di Kota Kendari. Foto: Istimewa. (1/12/2025).

Ia menuding, keduanya lalu sempat membuat buku nikah palsu, semata-mata untuk dipamerkan ke RFA bahwa hubungan TA dan suaminya itu sah.

“Dia pamerkan bahwa dia sah juga,” ungkapnya saat dikonfirmasi Kendariinfo melalui pesan WhatsApp, Selasa (2/12).

Hubungan keduanya lalu berakhir kandas setelah HRY menjatuhkan talak ke TA. Di sisi lain, RFA menegaskan hubungannya dengan HRY masih sah, baik secara hukum maupun agama. Namun, selepas talak itu, TA masih mencampuri hubungan rumah tangganya dengan HRY. Bahkan, TA disebut pernah berkunjung ke rumah RFA yang berada di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

“Sudah berani datang berzina di rumahku di Jakarta, di PIK,” ujarnya.

“Ada semua bukti-buktinya kalau dia habis datang di rumahku dengan kakaknya, sementara kan nda ada ikatan pernikahan dengan suamiku,” sambungnya.

Karangan bunga yang dihadiahkan ke TA itu, kata RFA merupakan puncak dari kesabarannya yang telah habis. Ia mengaku telah beberapa kali memperingati TA terkait hal ini. Hanya saja, peringatan yang ia berikan itu tak tak pernah diindahkan TA.

“Sudah kesekian kalinya saya labrak, tetapi tidak jera, makin melunjak. Baru kali ini memang benar-benar rasa sabar sudah hilang,” terangnya.

Sementara itu, TA bersama kuasa hukumnya, Ahmad Julhidjah telah melaporkan insiden ini ke Kepolisian Resor Kota (Polresta) Kendari dan Kepolisian Daerah (Polda) Sultra dengan dalih dugaan penghinaan atau pencemaran nama baik, Selasa (2/12).

“Benar, klien kami keberatan karena fotonya didesain dengan kata-kata kasar lalu dicetak di baliho dan karangan bunga, kemudian dipajang di lokasi wisuda,” kata Ahmad saat ditemui Kendariinfo di Polresta Kendari.

Ahmad menilai apa yang dilakukan RFA itu merupakan aksi yang telah direncanakan, mengingat proses mendesain, mencetak, dan memasang baliho berukuran besar membutuhkan waktu serta persiapan. RFA bahkan bisa masuk ke ruang prosesi wisuda meski bukan sebagai tamu undangan.

“Ada orang yang bukan tamu wisuda, tetapi bisa masuk leluasa. Bahkan tempat duduk klien kami mudah diketahui, padahal peserta wisuda banyak. Ini menunjukkan ada dugaan pihak dalam yang terlibat,” jelasnya.

Post Views: 157

Read Entire Article
Rapat | | | |