Kendari – Dua anak muda Sulawesi Tenggara (Sultra), Muhammar Qasim Alzahrawi dan Khayatul Nufuzhye, resmi dinobatkan sebagai Duta Museum Sulawesi Tenggara (Sultra) 2025. Keduanya dipercaya membawa misi besar untuk membuat museum tak lagi sepi dan lebih dekat dengan generasi muda.
Pemilihan Duta Museum Sultra digelar pada Sabtu (9/11/2025) di salah satu hotel di Kota Kendari. Dari puluhan peserta yang ikut seleksi, Muhamar dan Khayatul berhasil menonjol berkat wawasan budaya, kemampuan berkomunikasi, serta gagasan inovatif dalam memajukan museum.
Kasubag Tata Usaha (TU) UPTD Museum Sultra, Nony W. Syuhida, mengatakan, ajang ini lahir dari keprihatinan atas rendahnya tingkat kunjungan dan minimnya pengetahuan masyarakat tentang Museum Sultra.
“Keberadaan Museum Sulawesi Tenggara yang masih kurang dikenal oleh masyarakat, jumlah pengunjung yang masih kurang. Kemudian kami menyelenggarakan pemilihan Duta Museum dengan maksud memaksimalkan peran generasi muda untuk mengkampanyekan keberadaan museum di Sulawesi Tenggara,” jelas Nony, Sabtu (9/11).
Ia menambahkan, para Duta Museum akan berperan sebagai relawan yang aktif dalam sosialisasi dan implementasi program peningkatan kunjungan. Kriteria utama untuk menjadi duta, kata Nony, meliputi wawasan luas tentang kebudayaan Sultra, kemampuan memanfaatkan teknologi dalam promosi, serta memiliki tata krama yang baik.
Selain itu, peserta juga diwajibkan menyusun rencana kerja yang akan dijalankan setelah mereka terpilih.
Perjuangan Panjang Muhammar dan Khayatul
Muhammar mengaku tidak menyangka dirinya akan terpilih. Ia bercerita tentang perjuangannya yang cukup berat, mulai dari menunda ujian tes kompetensi akademik (TKA) hingga harus bolak-balik dari Unaaha, Kabupaten Konawe ke Kendari untuk mengikuti seleksi.
“Sangat kaget dan tidak percaya. Begitu banyak pengorbanan yang saya lakukan dalam mengikuti seleksi Duta Museum ini,” ujar Muhamar.
Sementara itu, Khayatul Nufuzhye juga mengaku terharu dan bangga bisa terpilih sebagai Duta Museum Sultra. Ia menyadari bahwa tugas yang diemban bukanlah hal ringan.
“Saya sampai di titik ini itu panjang sekali perjuangannya. Selain senang, tetapi tentunya ada tanggung jawab berat yang harus kita emban,” kata Khayatul.
Ke depan, Khayatul berencana menjalankan program kerja yang telah ia paparkan di depan dewan juri, di antaranya pembaruan sistem kunjungan dan pemanduan di museum agar lebih menarik dan relevan dengan zaman.
Ia juga berencana memperbanyak kegiatan edukatif di museum, seperti pelatihan yang bermanfaat bagi masyarakat sekaligus mendukung pengelolaan museum.
Fokus pada Permainan Tradisional
Muhammar bertekad menghidupkan kembali permainan tradisional Sultra yang mulai ditinggalkan generasi muda. Menurutnya, permainan tradisional yang dikemas dengan baik bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
“Di antaranya melaksanakan lomba permainan tradisional yang akan dikolaborasikan dengan stakeholder dan pemerintah, karena hal ini merupakan kerja kolaboratif bukan hanya dari museum, tetapi juga dari dinas lain seperti pariwisata maupun Diskominfo,” tutup Muhammar.
Post Views: 103

3 days ago
19















































