Muna – Upaya mengangkat sejarah perjuangan masyarakat Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), memasuki babak baru. Pemerintah daerah bersama tokoh adat, akademisi, dan perwakilan masyarakat sepakat mengajukan tiga tokoh penting Muna sebagai Pahlawan Nasional.
Kesepakatan itu mengemuka dalam seminar sejarah yang digelar di Benteng Kotano Wuna, Kelurahan Kotano Wuna, dan dihadiri Bupati Muna Bachrun Labuta, Wakil Bupati Muna Barat Ali Basa, akademisi Universitas Halu Oleo (UHO), serta Majelis Adat Kesultanan Nusantara, pada Sabtu (29/11/2025).
Tokoh Muna, La Ode Pulu yang berjuang pada 1914 – 1918. Foto: Istimewa.
Tiga tokoh yang akan diusul ialah La Ode Ngkadiri (Sangia Kaendea) dengan masa perjuangan 1626 – 1667, La Ode Pulu yang berjuang pada 1914 – 1918, serta La Ode Muhamad Idrus Effendi yang berjuang pada 1945 – 1949.
Ketiganya dikenal sebagai figur yang mewakili perlawanan masyarakat Muna terhadap kekuasaan kolonial dari masa ke masa. Walau belum pernah diusulkan sebelumnya, ketokohan mereka telah lama hidup dalam ingatan kolektif dan diabadikan sebagai nama jalan serta cerita turun-temurun.
Tokoh Muna, La Ode Ngkadiri (Sangia Kaendea) dengan masa perjuangan 1626 – 1667. Foto: Istimewa.
Salah satu keturunan La Ode Pulu, La Ode Alfath menegaskan bahwa masyarakat Muna sejak awal menolak kehadiran Belanda. Menurutnya, tiga tokoh tersebut adalah simbol paling kuat dari semangat perlawanan itu.
“Secara sejarah, orang Muna menolak kehadiran Belanda. Yang paling menonjol itu tiga tokoh ini, mereka yang paling dikenal masyarakat,” ujar Alfath saat dikonfirmasi Kendariinfo, Rabu (3/12).
Bupati Muna Bachrun yang hadir langsung dalam forum itu, menyatakan pemerintah siap memproses pengajuan gelar pahlawan untuk ketiganya. Namun ia menekankan bahwa pengusulan harus disertai penguatan data sejarah sesuai regulasi.
Tokoh Muna, La Ode Ngkadiri (Sangia Kaendea) dengan masa perjuangan 1626 – 1667. Foto: Istimewa.
“Respons kami jelas, ketiganya akan diusulkan. Tetapi harus ada data lengkap sebagai acuan aturan menjadi pahlawan,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna dan Muna Barat juga menegaskan komitmen bersama mengajukan ketiga tokoh tersebut sebagai Pahlawan Nasional. Mereka menyadari bahwa proses verifikasi pemerintah pusat akan menentukan hasil akhirnya, namun pengajuan tetap harus dilakukan sebagai bentuk penghormatan sejarah.
“Entah nanti siapa yang lolos, tetapi kita tetap mengajukan. Ini penghargaan untuk leluhur yang menjaga marwah Muna,” tutup Alfath.
Post Views: 146

3 days ago
18













































