Sulawesi Tenggara – Dua film pendek asal Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) berhasil menjadi juara dalam penganugerahan film terbaik pada Kompetisi Film Islami (KFI) Tingkat Nasional 2025. Kedua film tersebut adalah Cahaya untuk Nur (juara 1) dan Pakandeana Ana-Ana Maelu (juara 2).
Kedua film ini disutradarai oleh Andhy Loppes Eba, sutradara muda asal Baubau yang sebelumnya juga aktif di berbagai produksi lokal. Cahaya untuk Nur meraih Juara 1 Nasional Kategori Film Fiksi, sementara Pakandeana Ana-Ana Maelu menempati Juara 2 Nasional Kategori Dokumenter.
Pengumuman resmi dirilis oleh Direktorat Penerangan Agama Islam (Penais) Kementerian Agama RI di Jakarta pada Senin (10/11/2025) melalui laman resmi Kemenag.
Daftar pemenang Kompetisi Film Islami (KFI) 2025. Foto: Istimewa.Dalam keterangannya, Andhy mengungkapkan bahwa pencapaian ini berawal dari niat sederhana untuk menceritakan kisah tentang nilai dan kehidupan dari tanah sendiri.
“Kadang, sesuatu yang kita mulai dari niat sederhana justru membuka jalan yang tak pernah kita bayangkan,” ujarnya kepada Kendariinfo, Selasa (11/11).
Film dokumenter Pakandeana Ana-Ana Maelu digarap pada 2023 dan menyoroti warisan budaya serta nilai kehidupan masyarakat lokal yang sering terlupakan. Film ini sebelumnya berhasil meraih Juara 1 Kompetisi Film Pendek Islami Sulawesi Tenggara 2023 kategori dokumenter.
Setahun kemudian, Andhy menulis dan menyutradarai Cahaya untuk Nur, film fiksi yang mengangkat kisah personal tentang hubungan ibu dan anak serta perjuangan menemukan makna kehilangan dan cahaya hidup. Film ini juga meraih Juara 1 Kompetisi Film Islami Sultra 2024 sebelum akhirnya melangkah ke tingkat nasional.
“Sebagai sutradara, saya tahu film tidak lahir dari satu orang saja. Setiap karya adalah hasil kerja keras banyak tangan, pikiran, dan hati yang menyatu di balik layar,” kata Andhy.
Ia turut mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim dan pemain yang berperan penting dalam keberhasilan dua film tersebut. Di antaranya produser Petty Hatma, sinematografer Farid dan Sukran Salman, serta para pemeran seperti Runi, Harni Sumatan, Zulyah, Ridho Logan, dan Endis Shevy.
Film Cahaya untuk Nur sendiri diproduksi oleh Seribu Benteng Production, komunitas film asal Baubau yang selama ini aktif mengembangkan karya-karya lokal dengan sentuhan nilai moral dan sosial.
Menurut Andhy, perjalanan dua film ini menjadi bukti bahwa karya dari daerah juga bisa bersaing di tingkat nasional selama digarap dengan niat dan ketulusan.
“Perjalanan ini mengajarkan saya bahwa setiap karya punya takdirnya sendiri, dan setiap langkah kecil bisa membawa kita ke tempat yang tak pernah kita sangka,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada komedian dan aktor nasional Arie Kriting yang turut hadir memberi dukungan langsung kepada tim film asal Baubau tersebut.
2 Film Pendek dari Sultra Masuk Nominasi KFI Nasional 2025
Post Views: 105

4 days ago
19















































