Profil Geng Red Command di Brasil yang Diburu Presiden Lula da Silva

5 hours ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Gangster narkoba di Rio de Janeiro Brasil, Red Command, menjadi sorotan usai Presiden Lula da Silva meluncurkan operasi besar-besaran untuk menangkap hingga mengeksekusi anggota kelompok tersebut.

Sebanyak 132 orang tewas dalam operasi perburuan aparat Brasil yang berlangsung brutal ini. Pemandangan horor pun terlihat di dua permukiman kumuh sarang geng Red Command, di mana ratusan jasad diduga anggota Red Command tergeletak di jalanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka yang ditangkap di antaranya anggota kunci Red Command. Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok tersebut meluncurkan serangan di ibu kota Brasil dan berusaha merebut wilayah dengan musuhnya Komando Ibu Kota Pertama (Premeiro Comando da Capital/PCC).

"Kita tak boleh membiarkan kejahatan terorganisir menghancurkan keluarga, menindas warga, dan menyebarkan narkoba serta kekerasan di kota-kota," ujar Lula di X.

Meski berdalih untuk memberantas kelompok kriminal ini, razia besar-besaran ini memicu sorotan pemerhati HAM hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sebab, sebagian besar tersangka yang tewas terbunuh oleh aparat selama razia tanpa melalui proses hukum jelas.

Terlepas dari itu, siapa sebetulnya Red Command?

Red Command atau Comando Vermelho (CV) adalah kelompok kriminal tertua di Brasil. Gangster ini lahir dari aliansi penjahat biasa dan milisi sayap kiri di sel tahanan.

Orang-orang itu dijebloskan ke penjara saat Brasil dipimpin rezim diktator pada 1964 hingga 1985.

Kondisi penjara di Candido Mendes, di Pulau Ilha Grande, dan negara bagian Rio de Janeiro, mendorong para narapidana bersatu demi bertahan dalam sistem.

Mereka mulanya membentuk organisasi sayap kiri Falange Vermelha. Namun, haluan semacam ini ditinggalkan karena mereka kerap terlibat dengan kejahatan terorganisir dan dijuluki "Komando Merah" dari media.

Pada 1979, kelompok ini menyebar ke luar penjara dan ke jalan-jalan di Rio. Para anggota yang berada di luar penjara ditugaskan untuk memberi uang bagi yang di dalam penjara melalui kegiatan kriminal.

Di awal operasi, kelompok itu hanya merampok bank-bank atau penjambretan. Nama Komando Merah kemudian menyebar dari penjara ke penjara. Organisasi ini pun kian berkembang dan kuat.

Lalu, pada 1980 mereka beralih menjual narkoba dan kerja sama dengan kartel narkoba di Kolombia. Mereka merasa punya kemampuan struktur dan organisasi yang andal untuk mendistribusikan narkoba dalam jumlah besar.

Di sisi lain, pengaruh mafia judi ilegal juga mulai memudar sehingga membuka pintu Komando Merah memperluas kekuasaannya.

Selain itu, Komando Merah juga berhasil mengambil kepemimpinan sosial di lingkungan marginal Rio de Janeiro.

"Sejak saat itu, kelompok ini berkembang jadi ancaman nasional dan transnasional yang cukup besar," demikian laporan situs yang fokus di kejahatan terorganisir Insight Crime.

Pada 2005, Komando Merah diperkirakan menguasai lebih dari separuh wilayah paling keras di Rio de Janeiro.

Komando Merah juga punya pengaruh besar di penjara-penjara seluruh Brasil. Basis utama narapidana mereka terletak di Amazonas dan basis sekunder berada di Mato Grosso. Mereka juga punya relasi dengan Bolivia yang menjadi sumber utama kokain mereka.

Kemudian pada 2008, gerakan serupa Komando Merah muncul di Sao Paulo yang disebut Komando Ibu Kota Pertama (Primeiro Comando da Capital/PCC) dan kelompok-kelompok kecil lain.

Pengaruh Komando Merah juga kian lemah saat negara mengerahkan pasukan ke wilayah-wilayah yang didominasi kelompok kriminal. Mereka juga harus berhadapan dengan milisi yang memaksa masuk ke wilayahnya.

Para pengamat menilai anggota di luar komando kini punya tujuan yang jelas: membentuk geng-geng bersenjata lengkap untuk mengambil alih wilayah narkoba atas nama Komando Merah.

Mereka menguasai banyak pemukiman miskin di Rio de Janeiro, membangun sistem pemerintahan paralel di dalam favela, dan menyediakan lapangan kerja bagi penduduk yang telah lama terpinggirkan dari masyarakat Brasil.

(isa/rds)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Rapat | | | |