Jakarta, CNN Indonesia --
Sejumlah media Israel, termasuk Times of Israel dan Jerusalem Post, memberitakan rencana kunjungan Presiden Prabowo ke Israel usai hadiri KTT Gaza di Mesir, Senin (12/10).
"Presiden Indonesia Prabowo Subianto akan tiba di Israel besok, menandai kunjungan pertama kepala negara dari Jakarta ke Israel, menurut sumber yang mengetahui rincian tersebut," demikian laporan Times of Israel, tanpa menyebut nama narasumber.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sontak kabar ini membuat heboh publik di tanah air. Kementerian Luar Negeri RI pun langsung membantahnya. Direktur Informasi dan Media Kemlu RI Hartyo Harkomoyo membantah pemberitaan media Israel itu.
"Tidak ada rencana sebagaimana diberitakan tersebut," kata Hartyo.
Ini bukan cerita baru media-media Israel bersemangat memberitakan soal kedatangan Presiden Indonesia atau membuka hubungan diplomatik kedua negara.
Sejak di era Presiden Soeharto, hal itu sudah terjadi. Misalnya, saat Perdana Menteri Yitzhak Rabin secara diam-diam bertemu Soeharto di kediamannya di Cendana, Jakarta.
Media Israel Haaretz menuliskan sisi positif pertemuan keduanya, apalagi Soeharto yang kala itu sebagai Ketua Gerakan Non Blok. Isu bahwa kedua negara akan membuka hubungan pun diembuskan.
Namun Indonesia sendiri membantah kabar rencana pembukaan hubungan diplomasi itu. Menteri Sekretaris Negara saat itu Moerdiono segera memberi klarifikasi. Ia beralasan bahwa pertemuan Soeharto bukan berkapasitas sebagai Presiden Indonesia, tapi Kepala Gerakan Non-Blok.
Masih pada tahun 1993, sejumlah media Israel juga membuat spekulasi hubungan kedua negara setelah Menlu Ali Alatas melakukan pertemuan informal dengan Menlu Israel, Shimon Peres, di sela-sela konferensi di Wina.
Ali Alatas menyatakan bahwa normalisasi hubungan hanya mungkin jika ada kemajuan dalam proses perdamaian Israel-Palestina dan penyelesaian konflik Arab-Israel. Ia menyebut pertemuan itu sebagai kebetulan semata saat dimintai keterangan oleh media.
Di era Presiden Jokowi, Jerusalem Post mengabarkan Indonesia disebut-disebut akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Hal itu dikaitkan dengan yakni Oman dan Indonesia yang membuka kemungkinan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Sumber diplomatik yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada The Jerusalem Post bahwa Indonesia dan Oman adalah negara yang paling mungkin menjalin hubungan dengan Israel.
Lalu pada 2023, di akhir masa jabatan Jokowi media Israel Jewishinsider.com, memberitakan rencana mengumumkan pembentukan hubungan diplomatik pada Oktober 2023. Namun menurut pemberitaan tersebut, rencana pembentukan hubungan diplomatik tertunda karena perang di Gaza. Informasi tersebut berdasarkan sumber yang terlibat dalam negosiasi.
Dari pemberitaan tersebut juga disebutkan bahwa Andi Widjajanto serta Direktur Jenderal Kemenlu dan salah satu pemain kunci Israel, Ronen Levy bertemu di Yerusalem pada September. Pertemuan itu juga dihadiri Dan Shapiro, yang saat itu menjabat sebagai penasihat senior Departemen Luar Negeri AS untuk integrasi regional. Mereka bertemu untuk merampungkan naskah perjanjian tersebut.Lagi-lagi kabar ini dibantah pihak Indonesia.
Lalu, mengapa media-media Israel sangat bersemangat memberitakan pembukaan hubungan kedua negara itu?
Bersambung ke halaman berikutnya...