Ini Negara-negara Barat yang Mau Akui Palestina di Majelis Umum PBB

20 hours ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah negara Barat sekutu Amerika Serikat ramai-ramai mengumumkan akan mengakui kemerdekaan Palestina di pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), September mendatang.

Prancis merupakan yang pertama mendeklarasikan hal tersebut. Presiden Emmanuel Macron pada 24 Juli menyatakan langkah ini diperlukan karena perang di Jalur Gaza harus segera dihentikan dan penduduk sipil harus segera diselamatkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita membutuhkan gencatan senjata segera, pembebasan semua sandera, dan bantuan kemanusiaan besar-besaran bagi rakyat Gaza," tulis Macron di X.

Inggris tak lama kemudian menyusul Prancis. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Selasa (29/7) menyampaikan bahwa London akan mengakui negara Palestina pada September dalam Majelis Umum PBB.

"[Israel harus] mengakhiri situasi yang mengerikan di Gaza, menyetujui gencatan senjata dan berkomitmen untuk perdamaian jangka panjang yang berkelanjutan, (dan) menghidupkan kembali prospek (solusi dua negara)," ucap Starmer.

Starmer mengatakan sejak awal Inggris sudah menegaskan akan mengakui Palestina sebagai negara jika solusi dua negara atau two-state solution tercapai. Namun, kerangka itu tampaknya telah berada "di bawah ancaman" sehingga Inggris mesti "bertindak," dikutip dari AFP.

Malta, pada Selasa malam, turut mengumumkan keputusan serupa bahwa mereka akan mengakui Palestina sebagai suatu negara berdaulat pada September.

"Posisi negara kami mencerminkan komitmen kami untuk menemukan solusi demi perdamaian abadi di Timur Tengah," kata Perdana Menteri Malta Robert Abela dalam unggahan Facebook.

Pada Rabu (30/7), Kanada menyusul ketiga negara dengan menyatakan bahwa Ottawa juga akan mengakui kemerdekaan Palestina di Majelis Umum PBB pada September, dikutip dari Middle East Monitor.

Perdana Menteri Kanada Mark Carney menyebut langkah itu diperlukan untuk mempertahankan harapan solusi dua negara, satu-satunya solusi perdamaian atas konflik menahun Israel-Palestina yang belakangan "terkikis di depan mata kita."

Ini merupakan langkah tegas negara-negara Barat menyusul protes global terhadap Israel belakangan ini.

Masyarakat dunia ramai-ramai mengutuk Israel karena telah mengakibatkan krisis kelaparan akut di Gaza.

Lebih dari 100 warga Gaza tewas akibat kelaparan, di mana mayoritas ialah anak-anak, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza. Lebih dari 900 ribu anak di Gaza saat ini kelaparan, bahkan 70 ribu lainnya menunjukkan gejala malnutrisi.

Setelah dikecam keras, Israel baru berkenan membuka jalur udara dan darat untuk pengiriman bantuan. Namun demikian, meski akses dibuka pun, pasukan Zionis tetap menyerang dan menembaki warga, bahkan saat mereka sedang menunggu bantuan masuk.

Jumlah korban tewas selama agresi Israel di Gaza kini telah menembus 60 ribu jiwa. Ratusan ribu lainnya terluka dan belasan ribu lainnya masih menghilang.

Israel telah mengecam langkah Prancis, Inggris, Malta, hingga Kanada, yang dinilai keputusan untuk mendukung milisi Hamas. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut pendirian negara Palestina cuma "akan menjadi landasan untuk menghancurkan Israel".

(blq/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Rapat | | | |