Jakarta, CNN Indonesia --
Ibu Negara Prancis, Brigitte Macron, dilaporkan mengalami gangguan kecemasan berlebih atau anxiety hingga memengaruhi Kesehatan mentalnya imbas tuduhan palsu di internet menyatakan dirinya transgender.
Putri pertama Brigitte, Tiphaine Auzière, menyampaikan kabar itu di pengadilan Paris pada Selasa (28/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Auzière merasa penting bagi dirinya untuk bersaksi di pengadilan soal kondisi yang dialami ibunya yang kini berusia 72 tahun itu.
"Tidak minggu tanpa pelecehan (daring) yang dia alami. Tidak ada satu orang pun di kehidupan personalnya atau profesionalnya yang menindak kasus ini," kata Auzière, dikutip dari CNN.
Ia menjelaskan bahwa ibunya kini sangat "berhati-hati dalam berpakaian dan bersikap" karena takut setiap foto atau video dapat dipelintir dan disalahgunakan di dunia maya.
Bentuk perundungan digital tersebut, telah mempengaruhi kesehatan mental Brigitte Macron, yang dibuktikan lewat hasil pemeriksaan medis.
"Ia masih membaca postingan-postingan yang ditunjukkan padanya, tetapi kini ia sudah tidak ingin membacanya lagi" tambahnya.
Anak tertua Brigitte dan mantan suaminya ini mengatakan serangan tersebut juga memberikan dampak besar kepada seluruh anggota keluarga.
Auzière mengatakan ibunya sangat cemas jika "cucu-cucunya mendengar hal tentangnya" dan "tidak tahu bagaimana cara menghentikannya."
Kasus ini bermula dari laporan hukum yang diajukan oleh pengacara Brigitte Macron pada Agustus 2024, terkait dugaan perundungan daring yang memicu dua gelombang penangkapan pada Februari dan Maret 2025.
Sejauh ini sudah ada 10 orang yang didakwa terkait kasus ini.
Dalam penyelidikan awal, pihak jaksa menemukan beberapa klaim palsu mengenai gender dan oritentasi seksual Brigitte Macron, serta tuduhan perbedaan usia antara dirinya dan sang presiden disebut sebagai "pedofilia."
Persidangan dijadwalkan berlangsung dua hari, dengan putusan kemungkinan diumumkan setelahnya.
Sepuluh terdakwa terdiri dari delapan pria dan dua wanita, terdapat pula pejabat publik, pemilik galeri, ahli IT, guru, manajer properti, hingga pengusaha. Semua terdakwa berusia 41 hingga 60 tahun.
Media afiliasi CNN, BFMTV, melaporkan salah satu terdakwa adalah Aurélien Poirson-Atlan berusia 41 tahun, seorang eksekutif periklanan yang menggunakan nama samaran "Zoé Sagan" di media sosialnya.
Akun X miliknya, kini telah diblokir dan disebut menjadi subjek yang sering dikaitkan dengan teori konspirasi.
Jika terbukti bersalah, para terdakwa dapat dijatuhi hukuman hingga dua tahun penjara.
Persidangan ini berlangsung selama tiga bulan setelah Emmanuel dan Brigitte Macron menggugat podcaster sayap kanan Amerika, Candace Owens, di negara bagian Delaware.
Gugatan tersebut berisi 22 tuduhan pencemaran nama baik terkait klaim Brigitte Macron adalah seorang pria.
Dalam gugatan tersebut, Owens telah melakukan "kampanye fitnah berkelanjutan selama setahun" terhadap pasangan Macron.
Pada Maret lalu, Owen kembali mengangkat teori konspirasi melalui video YouTube berjudul "Is France's First Lady a Man?", yang ia sebut sebagai "skandal politik terbesar dalam sejarah."
Sejak saat itu, Owens telah membuat berbagai video tentang Brigitte Macron untuk hampir 4,5 juta pengikut YouTube-nya, termasuk seri multi-bagian berjudul "Becoming Brigitte."
(rnp/rds)

11 hours ago
2
















































