Dampak Badai Melissa: 20 Tewas di Haiti dan Kesaksian Sedih di Jamaika

17 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Badai Melissa sudah menghantam wilayah negara-negara di Karibia termasuk Haiti, Kuba, dan Jamaika.

Di Haiti, badai Melissa telah memicu banjir hebat, hingga telah menewaskan sedikitnya 20 orang dan masih ada 10 orang masih dinyatakan hilang.

Mengutip dari AFP, di antara korban tewas, 10 di antaranya adalah anak-anak yang menerima dampak fatal akibat banjir sungai di wilayah selatan negara itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Badan Pertahanan Sipil Haiti, Emmanuel Pierre, mengatakan Banjir Sungai Digue menghancurkan beberapa rumah di kota pesisir Petit-Goave.

Dalam rekaman video viral, terlihat warga mencari-cari anggota keluarga mereka yang hilang. Terlihat seorang pria yang menangis saat mengeluarkan jasad putrinya dari bawah tumpukan puing reruntuhan.

Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel mengatakan Badai Melissa adalah badai terkuat yang melanda daratan di kawasan Karibia itu setidaknya dalam satu abad terakhir. 

Sementara itu di Jamaika, badai Melissa memberikan dampak langsung pada masyarakat pesisir barat daya negara itu.

Gereja hancur, atap rumah beterbangan, jendela pecah, dan jalan penuh puing dan tak bisa dilalui.

"Ini sungguh menghancurkan," kata salah satu petugas di kantor polisi setempat, Warrell Nicholson, seperti dikutip dari AFP.

Kantor polisi Black River itu adalah salah satu yang kuat dan menjadi tempat berlindung bagi warga yang mengungsi dari dampak bencana tersebut.

Rekaman di area tersebut menunjukkan pohon-pohon tumbang, mobil-mobil hancur, kabel listrik putus, dan rumah-rumah yang hancur.

Badai Melissa menghantam Jamaika dengan dahsyat. Kecepatan angin tertinggi yang mencapai 295 kilometer per jam, dan mengguyur negara itu dengan hujan deras.

Andrew Houston Moncure yang tinggal di wilayah pesisir Black River mengaku itu bukanlah badai pertama yang dirasakannya. Namun, apa yang baru dialami bersama istri dan anak mereka yang baru berusia 20 bulan itu adalah yang terburuk.

"Itu adalah pengalaman yang paling mengerikan, terutama dengan putra saya. Tekanannya [tekanan udara] sangat rendah sehingga Anda kesulitan bernapas, dan rasanya seperti kereta barang yang melindas Anda," kata Moncure, seperti dikutip dari AFP.

(afp/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Rapat | | | |