Trump Dongkol Disebut Dendam Pernah Ditolak Masuk Harvard

2 days ago 27

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dongkol usai disebut 'menyerang' Universitas Harvard karena menyimpan dendam pernah ditolak masuk kampus elite atau Ivy League AS itu.

Trump dengan tegas membantah bahwa ia tak pernah mendaftar ke Harvard seperti yang dituduhkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam unggahan di Truth Social pada Senin (2/6), Trump mengatakan bahwa ia tak pernah mendaftar ke Harvard seperti yang diucapkan oleh jurnalis Michael Wolff.

"Michael Wolff, seorang reporter kelas tiga, yang ditertawakan bahkan oleh media-media palsu, baru-baru ini menyatakan bahwa satu-satunya alasan saya 'menyerang' Harvard adalah karena saya pernah mendaftar di sana, dan tidak diterima," kata Trump di Truth Social, seperti dikutip Newsweek.

Ia kemudian melanjutkan, "Cerita itu benar-benar SALAH. Saya tidak pernah mendaftar ke Harvard. Saya lulus dari Wharton School of Finance di University of Pennsylvania."

Trump mengatakan Wolff membuat klaim semacam itu karena ia kesal bukunya tentang biografi dirinya tak laku dan tak ada yang menginginkannya karena reputasinya buruk.

"Dia kesal karena bukunya tentang saya benar-benar gagal total. Tidak ada yang menginginkannya karena laporan dan reputasinya sangat buruk!" tulis Trump.

Pekan lalu, Wolff tampil di siniar The Daily Beast dan mengklaim bahwa Trump belakangan getol menargetkan Harvard karena pernah ditolak masuk ke universitas elite tersebut.

"Ini juga aneh karena banyak sekali orang-orang di sekitar Donald Trump yang kuliah di universitas-universitas Ivy League," kata Joanna Coles, Chief Content Officer dan Creative Officer untuk The Daily Beast sekaligus pembawa acara Podcast.

"Beberapa dari mereka sekolah di Harvard Business School. JD Vance bahkan kuliah di Yale. Jadi, ini memang sangat aneh, mungkin saja dia juga sedang mencoba untuk membalas mereka," lanjutnya.

Menanggapi ucapan Coles, Wolff pun menyampaikan bahwa tak perlu mengira-ngira apa maksud dari sikap Trump. Ia lantas mengatakan salah satu alasan Trump bersikap demikian terhadap Harvard karena ia dendam pernah ditolak masuk ke sana.

"Penting untuk tidak terlalu banyak memperhitungkan dan merencanakan apa pun soal yang dia lakukan. Omong-omong, dia tidak diterima di Harvard. Jadi, salah satu hal yang dilakukan Trump yaitu selalu menyimpan dendam terhadap Ivy Leagues," ucapnya.

Gedung Putih sudah bersuara menanggapi klaim Wolff ini. Juru bicara Gedung Putih Taylor Rodgers mengatakan, "The Daily Beast dan Michael Wolff memiliki banyak kesamaan: menjajakan berita palsu untuk clickbait dalam upaya untuk menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar pecundang pendusta."

"Presiden tidak perlu mendaftar ke institusi yang dilebih-lebihkan dan korup seperti Harvard untuk menjadi pengusaha sukses dan Presiden paling transformatif dalam sejarah," pungkas Rodgers.

Harvard belakangan menjadi target 'serangan' Trump karena dituduh melakukan antisemitisme dengan mengizinkan mahasiswa pro-Palestina berkuliah di sana.

Trump pun meluncurkan sederet aksi terhadap Harvard mulai dari mencabut dana federal, mengancam mencabut status bebas pajak, hingga melarang universitas menerima mahasiswa asing lagi, yang notabene salah satu sumber pendapatan utama kampus.

Meski begitu, jurus Trump ini dicekal oleh pengadilan usai Harvard melayangkan gugatan. Hakim mengeluarkan perintah sementara yang menyetop pemerintahan Trump melarang Harvard soal penerimaan mahasiswa internasional.

(bac)

Read Entire Article
Rapat | | | |