Profil Presiden Baru Korsel Lee Jae Myung, Pernah Nyaris Terbunuh

1 day ago 8

CNN Indonesia

Rabu, 04 Jun 2025 09:32 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemimpin Partai Demokratik Korea Lee Jae Myung terpilih sebagai presiden baru Korea Selatan usai memenangkan pemilihan presiden (pilpres), Selasa (3/6).

Lee berhasil mengamankan 96,74 persen suara, jauh melampaui lawannya Kim Moon Soo dari partai konservatif, Partai Kekuatan Rakyat (PPP). Kim telah mengakui kekalahannya dalam pilpres ini.

Siapa Lee Jae Myung?

Lee Jae Myung adalah pemimpin partai liberal yang pernah bertarung dalam pilpres Korsel 2022 melawan eks Presiden yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol. Namun, Lee kalah dari Yoon dan karier politiknya diterpa berbagai rintangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum deklarasi darurat militer sepihak Yoon pada 3 Desember 2024, Lee menghadapi berbagai kasus hukum hingga skandal. Beberapa di antaranya yakni investigasi dugaan korupsi dan tuduhan penyalahgunaan kekuasaan.

Lee merupakan mantan pekerja pabrik yang dahulu hidup dalam kemiskinan. Setelah lulus dari sekolah dasar, ia bekerja serabutan di berbagai pabrik di Seongnam, dekat ibu kota Seoul, karena keluarganya tak mampu membiayai sekolahnya.

Ketika bekerja di sebuah pabrik yang memproduksi sarung tangan bisbol, lengan kirinya tergencet oleh mesin pres. Akibatnya, lengannya cacat permanen dan ia harus hidup dengan kelainan bentuk tangan.

Selain mengalami kecelakaan kerja, Lee juga mengalami perundungan di pabrik. Ia dua kali mencoba bunuh diri karena putus asa, namun gagal.

Lee akhirnya bangkit dan berusaha melanjutkan hidup dengan sekolah, termasuk mendaftar ke Universitas Chung-Ang Seoul dengan beasiswa penuh. Ia berhasil lulus dan menjadi pengacara pembela hak asasi manusia (HAM), demikian dilansir dari Associated Press (AP).

Pada 1992, ia menikahi istrinya Kim Hye Kyung dan memiliki dua orang anak.

Setelah nyaris dua dekade menjadi pengacara HAM, Lee pun memutuskan untuk terjun ke dunia politik pada 2005 dengan bergabung dengan Partai Uri yang beraliran sosial-liberal.

Rekam pendidikannya yang buruk membuat Lee dihujani cemoohan oleh anggota kelas atas Korea Selatan. Namun, ia memperoleh banyak dukungan dari kelas pekerja dan mereka yang merasa kehilangan haknya oleh elite politik.

Pada 2010, Lee terpilih sebagai wali kota Seongnam. Ia meluncurkan serangkaian kebijakan kesejahteraan gratis selama masa jabatannya yang membuat dia lanjut menjadi gubernur Provinsi Gyeonggi pada 2018.

Lee dibanjiri pujian karena tanggapannya terhadap pandemi Covid-19. Ia berselisih dengan pemerintah pusat karena mendesak agar seluruh penduduk provinsinya menerima bantuan.

Dilansir dari BBC, masa inilah yang membawa Lee menjadi kandidat presiden terakhir dari Partai Demokratik Korea. Namun, ia kalah dengan selisih 0,76 poin. Tak sampai setahun kemudian, Lee pun didapuk sebagai pemimpin partai pada Agustus 2022.

Bersambung ke halaman berikutnya...


Read Entire Article
Rapat | | | |