Pidato Perdana Lee Jae Myung Usai Jadi Presiden Korsel

1 day ago 8

CNN Indonesia

Rabu, 04 Jun 2025 06:02 WIB

Lee Jae Myung terpilih sebagai presiden Korea Selatan, mengalahkan Kim Moon Soo. Ia berjanji membuka dialog dengan Korea Utara dan memimpin dengan harapan baru. Presiden terpilih Korsel Lee Jae Myung mengajak seluruh warga Korsel untuk terus maju dengan harapan dan memulai awal yang baru. (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemimpin oposisi Lee Jae Myung ditetapkan sebagai presiden terpilih Korea Selatan. Lee berhasil mengalahkan pesaing kuatnya dari partai konservatif Kim Moon Soo pada pemilihan presiden 2025.

Dalam pidatonya kepada para pendukungnya pada Rabu (4/6) pagi waktu setempat, Lee mengajak seluruh warga Korsel untuk terus maju dengan harapan dan memulai awal yang baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meskipun kita mungkin telah berselisih untuk sementara waktu, bahkan mereka yang tidak mendukung kita tetaplah warga negara Republik Korea," katanya.

Ia juga berjanji membuka ruang dialog dan komunikasi dengan Korea Utara, yang secara teknis masih berperang dengan Korsel.

"Untuk menemukan jalan menuju hidup berdampingan secara damai dan kemakmuran bersama," ujarnya.

Lee diperkirakan akan memulai hari pertamanya dengan pengarahan telepon tradisional dari komandan tertinggi militer, yang secara resmi mengonfirmasi pengalihan kendali operasional negara.

Kemudian, ia kemungkinan akan mengunjungi Pemakaman Nasional, tradisi lama yang dijalankan oleh para pendahulunya, termasuk Yoon.

Upacara pelantikan sederhana kemungkinan akan menyusul di Majelis Nasional.


Lee langsung bertugas setelah Komisi Pemilihan Umum Nasional mengesahkan penghitungan suara pada Rabu pagi.

"Komisi Pemilihan Umum Nasional dengan ini menyatakan Lee Jae-myung dari Partai Demokrat sebagai presiden terpilih," kata ketua Komisi Pemilihan Umum Nasional Roh Tae-ak.

Kim telah mengakui kekalahannya beberapa jam sebelumnya, karena penghitungan suara terakhir masih berlangsung. Hasil resmi menunjukkan bahwa ia tidak memiliki peluang untuk menang.

Lee memangku jabatan dengan beban yang besar, mulai dari pertumbuhan ekonomi yang lambat dan perang dagang global hingga meningkatnya kekhawatiran atas hubungan militer antara Pyongyang yang bersenjata nuklir dan Moskow.

Ia juga menghadapi tantangan untuk memimpin negara yang masih terguncang oleh kekacauan yang dipicu oleh deklarasi darurat militer Yoon pada bulan Desember dan kebangkitan sayap kanan setelahnya -- yang menurut para ahli pembangunan telah sangat mengguncang rasa demokrasi kolektif negara tersebut.

(fra/afp/fra)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Rapat | | | |