CNN Indonesia
Rabu, 02 Jul 2025 16:30 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, mengungkapkan penerusnya yang akan menjadi pemimpin Buddha Tibet berikutnya akan muncul setelah dirinya wafat.
"Saya tegaskan bahwa institusi Dalai Lama akan terus berlanjut," kata Dalai Lama dalam sebuah siaran video, seperti dikutip AFP, Rabu (2/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalai Lama bernama asli Tenzin Gyatso itu sebelumnya menyatakan bahwa ia akan mengumumkan rincian penerusnya dalam perayaan ulang tahunnya ke-90 pada 6 Juli mendatang.
Ia berujar dirinya akan berkonsultasi lebih dulu dengan para biksu senior sebelum mengungkap petunjuk mengenai di mana reinkarnasi dirinya dapat ditemukan setelah ia meninggal.
"Sisa hidup saya akan saya dedikasikkan untuk kepentingan orang lain, sebanyak mungkin, seluas mungkin. Akan ada semacam kerangka kerja yang memungkinkan kita bicara tentang kelanjutan institusi Dalai Lama," katanya dalam sebuah acara, Senin (30/6), seperti dikutip Reuters.
Suksesi Dalai Lama sejak lama menjadi perhatian umat Buddha Tibet maupun dunia. China, terutama, amat memperhatikannya karena keberadaan Dalai Lama mengusik pemerintahan Beijing.
China menganggap Dalai Lama sebagai separatis. Pemerintah Negeri Tirai Bambu pun terus bersikeras bahwa mereka berwenang untuk terlibat dalam penunjukan penerus Dalai Lama sesuai dengan ritual "Urna Emas" yang dilakukan sejak Dinasti Qing.
Dalai Lama dan komunitas Tibet telah menentang keras keinginan China ini.
Umat Buddha Tibet meyakini bahwa pemimpin spiritual mereka akan terlahir kembali atau bereinkarnasi untuk meneruskan kepercayaan mereka.
Mengenai reinkarnasi ini, Dalai Lama sempat menyinggung bahwa calon penerusnya akan lahir di luar China. Karenanya, ia mendesak para pengikutnya untuk tidak percaya pada siapa pun Dalai Lama yang dipilih oleh China.
Dalai Lama sendiri saat ini mengasingkan diri ke India. Ia melarikan diri dari Tibet setelah China menginvasi Tibet pada 1950 dan muncul pemberontakan Tibet pada 1959.
Dalai Lama kini menetap di Dharamsala. Di sana, ia memimpin pemerintahan Tibet dalam pengasingan hingga mengundurkan diri dari peran politik pada 2011 untuk fokus pada misi spiritual.
(blq/rds)