CNN Indonesia
Rabu, 02 Jul 2025 13:50 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Amerika Serikat menghentikan sejumlah bantuan senjata utama ke Ukraina saat sekutunya ini masih digempur invasi Rusia sejak Februari 2022 hingga hari ini.
Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih Anna Kelly mengatakan pembatasan aliran bantuan senjata ini ditempuh demi menjaga kepentingan Amerika Serikat.
"Keputusan ini dibuat untuk mengutamakan kepentingan Amerika menyusul tinjauan DOD (Kementerian Pertahanan) atas dukungan dan bantuan militer negara kita kepada negara lain di seluruh dunia," kata Kelly melalui email kepada AFP, Selasa (1/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pejabat AS mengatakan keputusan membatasi pasokan senjata ke Ukraina ini dilakukan karena menurut hasil tinjauan Pentagon, sejumlah stok amunisi AS berkurang sehingga beberapa pengiriman yang tertunda tak akan dikirim.
Politico dan media AS lain melaporkan barang-barang yang tertahan di antaranya rudal untuk sistem pertahanan udara patriot, artileri presisi, dan rudal Hellfire.
Namun, dalam surel kepada AFP, Kelly juga turut menegaskan kalau langkah ini diambil bukan karena kapabilitas militer AS menurun. Ia menegaskan kekuatan militer AS tidak perlu diragukan lagi terutama dari contoh terbaru saat Washington menyerang Iran baru-baru ini.
"Kekuatan Angkatan Bersenjata AS tak perlu diragukan lagi tanyakan saja ke Iran," imbuh dia.
Pentagon tak memberi tanggapan jelas saat ditanya alasan penghentian bantuan ke Ukraina. Juru bicara Kementerian Pertahanan Sean Parnell hanya mengatakan AS lebih siap di bawah pimpinan Donald Trump.
"Militer Amerika tidak pernah lebih siap dan lebih mampu berkat kepemimpinan Presiden Trump dan Menteri (Pete) Hegseth," ungkap dia.
Penghentian sejumlah pasokan senjata utama AS ke Ukraina ini memberi sinyal prioritas Gedung Putih di tangan Presiden Donald Trump yang mulai berubah, terutama dalam melihat perang Rusia vs Ukraina.
Di masa pemerintahan Presiden Joe Biden, AS memberikan bantuan militer dan finansial yang jor-joran kepada Ukraina sebagai salah satu sekutu utama Negeri Paman Sam. Namun, sejak Trump kembali menjabat di Gedung Putih pada Januari 2025, dukungan AS ke Ukraina mulai mengendur.
Trump bahkan berupaya mengurangi keterlibatan AS dalam menangani Ukraina dan Rusia menyusul dialog serta sikapnya yang melunak terhadap Presiden Vladimir Putin.
Pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga mendapat tanggapan tak menyenangkan dari Presiden AS Donald Trump saat membahas permintaan bantuan sistem pertahanan udara Patriot di sela-sela pertemuan puncak NATO.
"Kita akan lihat apakah kita bisa menyediakan," kata Trump.
Sementara itu, kabar dari AS ini tampak menjadi angin segar bagi Rusia yang masih menggempur Ukraina terutama dalam beberapa hari terakhir.
(isa/rds)