Presiden Komisi Eropa Ajukan Setop Dukungan Bilateral dengan Israel

9 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan akan mengajukan paket tegas terhadap Israel terkait situasi di Palestina, terutama Gaza.

Dia menyatakan paket itu di antaranya termasuk menangguhkan dukungan bilateral, menangguhkan sebagian perjanjian asosiasi, serta menjatuhkan sanksi terhadap menteri-menteri ekstremis di Israel.

"Saya akan mengajukan paket langkah untuk membuka jalan ke depan. Pertama, Komisi akan melakukan semua yang bisa dilakukan secara mandiri. Kami akan menghentikan dukungan bilateral kepada Israel. Kami akan menghentikan semua pembayaran di bidang ini tanpa memengaruhi kerja sama dengan masyarakat sipil Israel," kata von der Leyen dalam pidato tahunan di hadapan parlemen Eropa, Rabu (10/9) seperti dikutip dari AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga berjanji mengusulkan sanksi terhadap menteri-menteri ekstremis Israel dan pemukim Israel yang melakukan kekerasan, sekaligus mengajukan penangguhan sebagian Perjanjian Asosiasi dalam aspek perdagangan.

Dalam pidatonya tersebut, von der Leyen pun menyinggung soal bencana kelaparan di wilayah Gaza imbas blokir Israel beberapa tahun terakhir. Dia mengecam hal itu dengan mengatakan kelaparan jangan dijadikan sebagai 'senjata perang'.

Di hadapan Parlemen Eropa, von der Leyen juga mengaku menyesali perpecahan di antara negara-negara anggota Uni Eropa yang menghambat respons Benua Biru itu atas situasi kemanusiaan di Palestina. Dan, dia mengatakan Komisi Eropa yang dipimpinnya "akan melakukan semua yang dapat dilakukannya sendiri".

"Apa yang terjadi di Gaza telah mengguncang hati nurani dunia. Orang-orang terbunuh saat mengemis makanan. Para ibu menggendong bayi-bayi yang tak bernyawa. Gambaran-gambaran ini sungguh bencana," kata von der Leyen.

"Demi anak-anak, demi kemanusiaan -- ini harus dihentikan," sambung perempuan usia 66 tersebut.

Donor Palestina

Pada kesempatan itu, von der Leyen juga mengaku akan mendorong kelompok donor bagi Palestina, khususnya untuk Gaza. Dia berharap kelompok itu bisa terbentuk setidaknya pada Oktober 2025.

"Kami akan membentuk kelompok donor Palestina bulan depan, termasuk instrumen khusus untuk rekonstruksi Gaza. Ini akan menjadi upaya internasional dengan mitra regional, dan akan melanjutkan momentum konferensi New York yang diselenggarakan Prancis dan Arab Saudi," ujarnya.

Von der Leyen juga menyerukan pembebasan sandera, akses penuh tanpa hambatan bagi bantuan kemanusiaan, serta gencatan senjata segera.

Ia menekankan bahwa dalam jangka panjang, satu-satunya jalan realistis menuju perdamaian adalah solusi dua negara dengan kedua pihak hidup berdampingan dalam keamanan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, membutuhkan persetujuan dari 27 negara anggota blok tersebut, yang mana mereka telah terpecah belah dalam cara menanggapi tindakan Israel di Gaza.

"Saya sadar akan sulit menemukan suara mayoritas," aku von der Leyen.

"Dan saya tahu bahwa tindakan apa pun akan terlalu berat bagi sebagian orang. Terlalu ringan bagi yang lain. Namun, kita semua harus memikul tanggung jawab kita sendiri."

Israel melakukan serangan besar-besaran ke wilayah Gaza sejak Oktober 2023 silam. Aksi yang belum berhenti sampai sekarang diklaim sebagai balasan atas penyerangan kelompok Hamas--faksi Palestina di Gaza--yang menyerang ke Israel pada 7 Oktober 2023 silam.

Sejak Oktober 2023, jumlah korban tewas karena serangan Israel di Gaza telah mencapai 64.605 orang, mayoritas sipil.

(afp/kid)

Read Entire Article
Rapat | | | |