Hamas Tolak Proposal Gencatan Senjata Israel, Negosiasi Buntu

13 hours ago 2

CNN Indonesia

Rabu, 16 Apr 2025 08:50 WIB

Negosiasi kembali mengalami jalan buntu setelah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menolak proposal gencatan senjata di Jalur Gaza yang diajukan Israel. Hamas tolak proposal gencatan senjata Israel. (AFP/Eyad Baba)

Jakarta, CNN Indonesia --

Negosiasi kembali mengalami jalan buntu setelah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menolak proposal gencatan senjata di Jalur Gaza yang diajukan Israel.

Pemimpin Hamas menyatakan bahwa salah satu poin yang diajukan Israel agar Hamas meletakkan senjata mereka "sama sekali ditolak oleh kesepakatan bersama seluruh faksi," dilansir dari the New Arab.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penolakan Hamas atas proposal gencatan senjata itu juga karena tak ada jaminan bahwa perang akan berakhir dan Israel akan menarik pasukan dari Gaza.

Israel sebelumnya mengajukan proposal gencatan senjata selama 45 hari agar Hamas membebaskan lima sandera dari Israel yang masih hidup. Sementara itu, Tel Aviv juga akan membebaskan 66 tawanan warga Palestina yang ditangkap Israel dari Gaza.

Sumber dari the New Arab membeberkan isi proposal yang menyebutkan bahwa bantuan kemanusiaan akan masuk pada hari kedua gencatan senjata yang diajukan Israel.

Poin lainnya yaitu bahwa Israel akan mengerahkan kembali pasukannya di Rafah dan Gaza.

Proposal gencatan senjata itu juga memuat poin bahwa hari ketiga kesepakatan akan mengarah kepada gencatan senjata permanen dan pertukaran tawanan, termasuk pula demiliterisasi Gaza serta rencana setelah perang.

Lebih jauh, Hamas juga diharuskan memberikan informasi utuh mengenai para sandera yang masih hidup pada hari ke-10. Pada hari ke-16, Hamas harus membebaskan 16 sandera, sedangkan Israel akan membebaskan 160 tawanan Palestina.

Kemudian dalam poin terakhir disebutkan bahwa negosiasi harus sudah selesai dalam 45 hari, setelah itu semua tawanan yang tersisa harus dibebaskan.

Hamas sempat menyatakan akan mempelajari proposal gencatan senjata dari Israel yang diserahkan melalui Mesir sebagai mediator.

Kelompok perlawanan tersebut kemudian menyatakan "posisinya tegas bahwa setiap kesepakatan ke depannya harus mencapai gencatan senjata permanen, penarikan secara penuh pasukan pendudukan dari Jalur Gaza, pertukaran sandera dan tahanan yang sesungguhnya, dan permulaan proses yang serius membangun kembali apa yang sudah dihancurkan penjajah, serta pencabutan pengepungan terhadap rakyat."

Belakangan, para pemimpin Hamas menyatakan bahwa proposal gencatan senjata Israel telah melanggar "garis merah".

(bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Rapat | | | |